Wartawan Tribun Jogja, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, KULON PROGO- Pemerintah Belanda resmi mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro. Pengembalian keris Nogo Siluman yang sudah ratusan tahun berada di Belanda, Selasa (10/3/200), diserahkan oleh Raja Belanda Willem Alexander kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Salah satu cucu Pangeran Diponegoro yang juga Ketua Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patrapadi), Ki Roni Sadewo angkat bicara terkait kontroversi yang kemudian berkembang pasca pengembalian keris oleh pemerintah Belanda. Berikut wawancara khusus dengan Ki Roni dengan Tribun Jogja, Rabu (11/3/2O20) kemarin.
Tanggapan keluarga mengenai pengembalian Keris Nogo Siluman?
Terlepas dari kontroversi yang sekarang ini ada, pengembalian keris pangeran Diponegoro ini ditanggapi oleh keluarga sebagai sesuatu hal yang bagus.
Baca: Keris Pangeran Diponegoro Kembali, Ini Cerita Sejarawan UGM yang Ikut Memverifikasi
Sekali lagi, bukan hanya keluarga Diponegoro tentu yang senang, saya yakin seluruh bangsa Indonesia menyambut dengan baik. Diponegoro adalah milik bangsa bahkan milik dunia.
Yang Anda ketahui sejarah mengenai Keris Kyai Nogo Siluman
Dalam babat Diponegoro , Pangeran Diponegoro tidak pernah menyebut-nyebut nama Nogo Siluman. Nogo Siluman sendiri itu justru dicatat oleh Belanda ketika ada sebuah kejadian ataupun sebuah kesaksian, Sentot Prawirodirjo memberikan surat kesaksian bahwa pernah melihat Pangeran Diponegoro menghadiahkan keris Nogo Siluman kepada kolonel Clerence.
Baca: WHO Umumkan Virus Corona Pandemi Global, Pejabat Kesehatan Hong Kong: Itu Tidak Mengubah Apapun
Satu dokumen lagi mengungkap, Kolonel Clerence menyerahkan keris milik Pangeran Diponegoro kepada Kerajaan Belanda. Kemudian dua data ini dihubungkan, yang satu mengatakan Pangeran Diponegoro menyerahkan atau menghadiahkan keris Nogo Siluman kepada Clerence. Satu dokumen mengatakan, Clerence menyerahkan kepada museum Belanda.
Baca: Keberadaan Keris Milik Pangeran Diponegoro Menurut Peter Carey
Dalam babat Diponegoro, Pangeran Diponegoro selalu menyebut keris Bondoyuda dan menceritakan darimana asalnya keris Bondoyuda ini. Keris berbahan dasar panah Sarutomo. Panah yang beliau dapatkan saat bersemedi di Parang Kusumo.
Kemudian panah Sarutomo ini dibuat oleh Pangeran Diponegoro sebagai sebuah cundrik atau keris kecil. Kemudian menjadi pusaka bagi istri pangeran Diponegoro yaitu Raden Ayu Maduretno.
Baca: Keris Pangeran Diponegoro Kembali, Ini Cerita Sejarawan UGM yang Ikut Memverifikasi
Saar istrinya wafat, keris atau cundrik sarutomo ini dilebur dengan dua pusaka yang lain, satu tombak, satu keris menjadi keris Bondoyuda. Menurut Peter Carey yang dulu pernah mewawancarai keluarga di Makassar, keris Bondoyuda ini dimakamkan bersama Jasad Diponegoro.
Keris Naga Siluman, ciri-cirinya seperti apa?
Saya akan bicara Nogo Siluman dalam dua hal. Satu Nogo Siluman sebagai nama dapur, Nogo siluman sebagai gelar keris. Satu lagi adalah dapur atau fisik keris yang dikembalikan kepada Indonesia oleh Belanda.
Baca: Raja Belanda Kembalikan Keris Pangeran Diponegoro ke Jokowi: Diteliti Lama, Sedah Mirah Ikut Berpose
Keris berdapur Nogo Siluman adalah keris dengan hiasan kepala naga yang kemudian ada badannya sedikit kemudian badannya menghilang di tubuh keris maka itu kemudian diberi nama Nogo siluman karena menghilang. Tetapi yang diberitakan ini adalah keris yang berdapur Nogo Sosro Kamarogan yang bergelar Nogo Siluman.