Menurut dr Dewi pihak RSUD Subulussalam menyarankan pasien terkait untuk dirujuk ke RSUZA guna diperiksa secara akurat lantaran di Subulussalam belum ada alat terkait.
Sayangnya, pihak keluarga pasien keukeuh untuk tidak dirujuk. Bahkan, lanjut dr Dewi keluarga pasien sempat megancam akan keluar dari RSUD jika terus dipaksa untuk dirujuk.
Dalam hal ini, pihak RSUD tidak dapat memaksa pasien untuk dirujuk. Namun sang pasien yang masuk dalam kategori pengawasan juga tidak bisa dikembalikan ke rumah namun diisolasi.
”Kalau dirujuk sudah kami sarankan, berulangkali kami bujuk tapi keluarga pasien bersikeras. Terpaksa sementara waktu diisolasi, karena kami tidak boleh memaksa keluarga pasien ini,” ujar dr Dewi.
Alasan RSUD mengawasi sang pasien lantaran adanya gejala mirip virus corona yang dialaminya. Selain itu, diperkuat dengan riwayat perjalanan sang pasien sebelum sakit.
Dikatakan, sebelum masuk ke RSUD atau tiga pekan lalu sang pasien melakukan ibadah umrah. Setelahnya mengeluh sakit hingga dirawat di RSUD Subulussalam. Inilah yang membuat adanya dugaan jika sang pasien terpapar virus corona.
Sebagaimana diberitakan, pasien tersebut berjenis wanita dengan umur kisaran 56 tahun. Hal itu disampaikan Direktur RSUD Dr Dewi Sartika Pinem dalam konferensi yang digelar, Senin (16/3/2020) di ruang rapat Sekdako Subulussalam.
Saat masuk ke RSUD pasien mengamali sakit demam, flu, batuk dan setelah dalam pengobatan ada penambahan denyut jantung.
”Berdasarkan informasi dari dokter jaga tadi malam ada kemajuan, kita doakan mudah-mudahan negative virus corona,” ujar dr Dewi.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Dua Dokter yang Tangani Pasien Suspect Corona di Subulussalam Sakit dan Saat Ini Dikarantina