"Nggak ada hubungannya. (Proses) Pilkada jalan terus," katanya.
Selain itu, Sadad juga menegaskan bahwa pergantian itu tak berkaitan dengan Pelaksanaan Kongres Gerindra yang rencananya akan dilaksanakan April mendatang.
"Soal Kongres, sejak awal 38 kabupaten/kota dan pengurus provinsi sudah solid mendukung kembali Bapak Prabowo Subianto menjadi Ketua Umum kembali," tegasnya.
Beberapa pimpinan Gerindra yang diganti tersebut memang sempat menemui beberapa dinamika.
Rifai, misalnya, yang sempat tersangkut kasus ijazah palsu dan harus mendekam di Lapas Kelas II-A, Sidoarjo selama empat bulan (hingga awal Maret lalu).
Kemudian, Supriyanto juga sempat tersangkut kasus hukum di Bondowoso pada awal 2019 lalu. Dia menjadi tersangka kasus penipuan uang sebesar Rp700 juta.
Untuk Kota Mojokerto, Dwi Edwin Endra Praja pun gagal membawa Gerindra berjaya pada pemilu 2019 lalu. Gerindra mengalami penurunan kursi, dari yang sebelumnya 3 menjadi 2 kursi pada pemilu tersebut.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul 3 Ketua DPC Gerindra di Jatim Dicopot,Bondowoso, Sidoarjo & Kota Mojokerto Ganti Pimpinan, Ada Apa?,