Kini, Sumanto telah bisa menerima kepergian sosok yang menolongnya.
Bahkan Sumanto sekarang telah nurut dengan anak sulung H Supono.
"Sumanto sudah bisa menerima. Sekarang manutnya sama saya dan keluarga. Dia biasa saja tidak linglung.
Bahkan dia ikut bela sungkawa," jelasnya.
Hingga saat ini, Tribun Jateng belum diizinkan menemui Sumanto.
Pihaknya baru mengizinkan bertemu Sumanto setelah 20 hari. "Sumanto baru boleh ditemui setelah 20 hari," tuturnya.
Puluhan Pasien
Rumah Sakit Jiwa ini dulu didirikan berkat dukungan keluarga dan warga.
Masyarakat sekitar sangat mendukung ide H Supono mendirikan klinik ini karena H Supono dikenal punya sifat sikap sosial sangat tinggi, suka menolong dan membantu orang gangguan jiwa.
Dulu H Supono adalah kepala desa setempat, kemudian prihatin lihat warganya menderita gangguan jiwa. Maka terinspirasi untuk mendirikan klinik buat membantu orang gangguan jiwa.
"Almarhum terinspirasi saat masih menjadi Kepala desa dan melihat warganya terkena gangguan jiwa.
Warganya tersebut berasal dari keluarga yang kurang mampu,” tutur istri H Supono, Hj Siti Sofiyatun.
Sementara itu, kepergian H Supono tidak lantas membuat RSKJ berhenti menerima pasien.
Perjuangan H Supono akan diteruskan oleh ketiga anaknya.