"Seharusnya disinfektan itu adalah untuk membersihkan permukaan, untuk benda mati, contohnya meja ini," tutur Erlina.
"Kalau ada droplet artinya ada virus itu dibersihkan dengan disinfektan, bukan untuk benda hidup seperti manusia."
"Kalau untuk manusia itu antiseptik, bukan disinfektan," sambungnya.
Erlina juga menyampaikan, disinfektan memiliki sifat yang iritatif.
Bagi seseorang yang memiliki alergi, ia bisa mengalami iritasi dan gatal-gatal apabila disemprot disinfektan.
Baca: WHO dan Satgas Covid-19 Sebut Penyemprotan Disinfektan pada Manusia Bisa Berbahaya
"Zat yang ada di disinfektan itu kan juga iritatif sifatnya jadi kalau mengenai tangan, kalau orang alergi kan bisa iritasi, gatal-gatal, kemudian juga kalau mengenai mata juga bisa iritasi," jelasnya.
"Jadi memang harus hati-hati," tambah dia.
Menurut Erlina, menyemprot disinfektan pada tubuh manusia untuk mematikan virus adalah anggapan yang salah.
Ia menegaskan, untuk mencegah terjadinya penularan virus corona (Covid-19), seseorang harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
Selain itu, Erlina menyebutkan, seseorang juga perlu membiasakan diri supaya tidak menyentuh wajah.
Baca: Dokter Erlina Burhan: Garda Terdepan untuk Memutus Rantai Penularan COVID-19 adalah Masyarakat
"Waktu itu saya juga mempertanyakan kenapa saya disemprot, katanya untuk membunuh virus di baju, lah kalau begitu sih salah," kata Erlina.
"Pertama salah karena disinfektan untuk tubuh, yang kedua adalah kalau ingin menghindari penularan, yang paling utama cuci tangan dan jadikan kebiasaan tidak menyentuh wajah."
"Jadi, meskipun tangan kita tercemar, kalau kita tidak menyentuh wajah, hidung, mulut, dan mata inshaAllah virusnya gak masuk," terangnya.
Dalam hal ini, Erlina pun menyampaikan sarannya pada pemerintah supaya melibatkan organisasi ketika akan melakukan intervensi.