STRIBUNNEWS.COM - Cerita inspiratif datang dari seorang warga Kota Solo bernama Parama Pradana Suteja.
Pemuda berumur 24 ini namanya dinyatakan lulus dalam seleksi mahasiswa baru S2 di sebelas universitas yang berbeda.
Lebih membanggakan lagi, kampus-kampus tersebut masuk dalam perguruan tinggi ternama di Negara Paman Sam, Amerika Serikat.
Sebut saja seperti, Harvard University, Massachusetts Institute of Technology (MIT), Yale University, Princeton University, University of Pennsylvania hingga Columbia University, menyatakan nama Parama lolos dalam seleksi mahasiswa barunya.
Pradana kepada Tribunnews, menjelaskan dorongannya untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke kampus ternama berasal dari banyak orang.
Termasuk dari sosok penyanyi asal Indonesia bernama Maudy Ayunda.
Diketahui sebelumnya, Maudy Ayunda sempat bingung memilih kampus sebagai tempat belajarnya karena dinyatakan diterima di dua perguruan tinggi ternama, yakni Harvard atau Stanford.
Baca: Viral di Medsos, Video Detik-detik Pesawat yang Terpaksa Mendarat Darurat di Jalan Tol
"Tahun lalu kalau tidak dua tahun yang lalu kan Maudy Ayunda juga sempat posting bingung memilih antara Harvard atau Stanford."
"Di situ saya melihatnya tambah semangat lagi untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri," Pradana ujar kepada Tribunnews, Sabtu (18/04/2020).
Lewat sambungan telepon, Pradana juga menceritakan perjalanan studinya hingga dapat bersekolah di luar negeri.
Dirinya perlu berusaha kerasa serta mempersiapkan segala keperluan sebelum dinyatakan lulus di sebelas kampus tersebut.
Perjalanan studi pertama Pradana di negeri orang dimulai selepas lulus dari bangku sekolah menengah atas, setelah menyelesaikan pendidikannya di Regina Pacis Solo pada 2014.
Pradana memutuskan untuk mempersiapkan pendidikan S1 di Diablo Valley College, California Amerika Serikat.
"Diablo Valley College ini buat transisi dari SMA ke kampus pertama saya di University of California Berkeley," ucapnya.
Semenjak itulah, Pradana mengaku mulai terbuka cara pandangnya mengenai dunia pendidikan, utamanya di luar negeri.
Selama menekuni bidang kelimuan di jurusan major arsitektur dan minor pada teori arsitektur lanskap dan perencanaan lingkungan, Pradana banyak bertemu dengan orang-orang hebat yang menginspirasinya.
"Di situ, dosen-dosen saya dari Harvard juga. Saya mulai terbuka pikirannya, ternyata seperti ini ya orang-orang dari Harvard."
"Orangnya pintar-pintar, kalau ngomong pakai bahasa yang susah-susah. Jadi saya terinspirasi bisa melanjutkan kuliah di Harvard gitu," imbuh Pradana.
Pradana melanjutkan ceritanya, terhitung setelah lulus pendidikan S1 nya di University of California Berkeley pada 2019, dirinya mulai melakukan berbagai persiapan untuk menuju kampus impian.
Bukan hanya menyiapkan segala dokumen keperluan untuk mendaftar, namun Pradana juga menimba berbagai pengalaman kerja di sejumlah perusahaan di berbagai negara.
Sebut saja seperti bekerja di biro arsitektur di San Francisco dan bekerja di biro arsitektur di Tokyo, Jepang.
Baca: Yuli Meninggal seusai Viral 2 Hari Tak Makan karena Corona, Camat Serang Buka Suara soal Bantuan
"Saya menyiapkan 6 bulan sebelum pendaftaran buka. Perjalanan saya di Amerika ya menjadi satu kesatuan, sebuah journey."
"Bagaimana saya menyiapkan S2 ini. Karena tidak main-main karena susah juga untuk bisa masuk ke sana (kampus-kampus ternama, red)," kata Pradana.
Kemudian di akhir 2019, berbagai persyaratan dokumen telah terkumpul.
Pada Januari 2020, Pradana mulai mendaftarkan dirinya di kampus-kampus tersebut.
"Lalu di bulan Februari hingga Maret 2020, saya mulai dapat pengumuman."
"Baik secara email, atau ada juga yang telpon saya langsung dari dosen sana," kata Pradana.
Pradana menyebut dari sebelas kampus yang ia mendaftar dirinya, kesemuanya memberikan kabar baik, dengan diterimanya sebagai mahasiswa barunya.
Bahkan ada sejumlah kampus yang secara langsung memberikan bebas biaya pendidikan alias beasiswa kepada Pradana.
"Dengan total jumlah penawaran beasiswa lebih dari Rp12 miliar (total beasiswa dari 7 sekolah, red)," tandasnya.
Ditanya kenapa dirinya mendaftarkan diri kesebelasan kampus berbeda, Pradana memberikan jawabannya.
Ia menilai apa yang dilakukannya tersebut merupakan pilihan alternatif.
Baca: Polisi Bongkar Identitas Kelompok Begal yang Viral, Kerap Cari Lawan Tawuran dari Instagram
Sehingga ketika tidak diterima di satu kampus, dirinya masih punya rencana cadangan lainnya.
"Itu buat jaga-jaga, saya takut kalau tidak diterima di Harvard misalnya, masih ada pilihan lain."
"Dan saya kaget ketika diterima semuanya," beber Pradana.
Dari sebelas kampus tersebut, Pradana memutuskan memilih Harvard University sebagai tempatnya untuk melanjutkan jenjang S2 nya.
Pradana menambah, ada sejumlah alasan, kenapa dirinya membagikan kisahnya di akun media sosial.
Pertama dirinya ingin bersyukur dan mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah mendukung hingga detik ini.
Mulai saat masih duduk di bangku SMA hingga dapat melanjutkan pendidikan di luar negeri.
"Untuk orang tua saya, guru-guru saya, atau kerabat saya, yang telah mendukung saya hingga saat ini," ucapnya.
Alasan kedua, ia berharap kisahnya akan menginspirasi orang lain.
Seperti dia juga telah terinspirasi oleh sosok Maudy Ayunda.
"Saya berharap bisa berkontribusi ke bangsa Indonesia, dalam konteks menginspirasi teman-teman di Indonesia juga," tutupnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)