News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemudik Bandel Dikarantina di Rumah Hantu: Mengaku Didatangi, Menangis Dua Hari Minta Pulang

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hantu

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Pemerintah desa dan tim Satgas Covid-19 Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menyiapkan sebuah bangunan tua bekas gudang tas sebagai lokasi karantina bagi para pemudik yang tidak tertib menjalani karantina mandiri di rumah.

Gudang tas ini sudah sekitar 10 tahun dibiarkan kosong.

Dari penuturan pemudik yang menjalani karantina di lokasi tersebut, mereka mengaku didatangi sosok hantu saat dikarantina di lokasi.

Kepala Desa Sepat, Mulyono menceritakan, para pemudik itu adalah tiga warga Desa Sepat yang tak tertib mengarantina diri di rumah sepulang dari perantauan.

Mereka baru pulang mudik masing-masing dari Jakarta, Lampung, dan Kalimantan.

Karena dianggap tidak tertib saat menjalani karantina mandiri di rumahnya masing-masing, ketiganya dijemput tim Satgas Covid-19 Desa Sepat untuk menjalani karantina di rumah hantu.

Baru beberapa hari menjalani karantina di rumah hantu, ketiga pemudik meminta dipulangkan ke rumahnya masing-masing.

"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu," kata Mulyono, dilansir Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).

Setelah kejadian itu, orangtua para pemudik menemui Mulyono tiga kali memohon agar anaknya tersebut dapat menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.

Mulyono tidak begitu saja mengabulkan permohonan mareka. Akhirnya dengan petimbangan dan komitmen orangtua untuk mengawasi anak-anaknya karantina mandiri di rumah, ketiganya dilepaskan untuk menjalani karantina di rumah.

"Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar dia.

Mulyono mengatakan, rumah hantu yang disediakan untuk karantina bagi pemudik bandel tersebut memanfaatkan bangunan bekas gudang tas.

"Niat kita membuat rumah hantu ini adalah untuk karantina bagi pemudik yang bandel menjalani karantina mandiri di rumah," ungkap dia.

Mulyono berharap, dengan adanya kejadian pemudik yang didatangi sosok hantu saat menjalani karantina di rumah hantu, tidak ada lagi pemudik yang bandel.

Pemudik yang baru pulang mudik dari perantauan diharapkan bisa menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari dengan tertib. (Kontributor Kompas.com Solo, Labib Zamani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rumah Hantu Dijadikan Tempat Karantina bagi Pemudik yang Bandel"


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini