TRIBUNNEWS.COM - Parama Pradana Suteja, pemuda berumur 24 tahun yang diterima di 11 kampus di Amerika Serikat membagikan tips dan trik tembus kampus ternama.
Menurut pria yang akrab disapa Dana ini, hal pertama yang perlu dilakukan untuk menembus kampus ternama, termasuk di luar negeri adalah persyaratan dasar.
Bagi Dana, persyaratan seperti sertifikat kemampuan berbahasa asing, resume, bahkan essay menjadi pondasi pertama.
"Kita pertama harus bisa memenuhi syarat minium terlebih dahulu."
"Misalnya persyaratan kemampuan berbahasa Inggris, seperti TOEFL misalnya."
"Ini yang harus dipersiapkan seorang siswa yang ingin bersekolah luar negeri," katanya dalam wawancaranya via Zoom, Selasa (28/04/2020).
Dana melanjutkan, setelah persyaratan awal telah terpenuhi, kemudian bagian terpenting selanjutnya adalah membuat diri sendiri berbeda dengan orang lain.
Berbeda dalam konteks yang dimaksud Dana adalah berbeda dalam segi positif.
"Bedanya seperti apa, misal membuat formulir pendaftaran kita menarik daripada applicant-applicant murid lainnya."
"Karena kampus tiap tahunnya menerima ratusan ribu pendaftar yang dilihat secara cepat. Sehingga perlu sesuatu yang beda untuk mengambil perhatian pihak kampus," imbuhnya.
Dana memandang, konteks berbeda ini bisa bersumber dari kegiatan yang menarik, baik diluar kampus maupun di dalam kampus, menciptakan penemuan, bahkan nilai cemerlang.
"Itu menjadi faktor yang mencuri perhatian dan membuat beda," tegasnya.
Baca: Fasilitas Belajar Online Terbatas, Viral Guru di Purworejo Ini Rela Keliling ke Rumah Murid-muridnya
Cerita Sebelumnya
Diketahui, Dana adalah warga Kota Solo, Jawa Tengah yang dinyatakan lulus dalam seleksi mahasiswa baru S2 di 11 universitas yang berbeda.
Lebih membanggakan lagi, kampus-kampus tersebut masuk dalam perguruan tinggi ternama di Negeri Paman Sam, Amerika.
Sebut saja Harvard University, Massachusetts Institute of Technology (MIT), Yale University, Princeton University, University of Pennsylvania hingga Columbia University menyatakan nama Parama lolos dalam seleksi mahasiswa barunya.
Kepada Tribunnews.com, Dana menjelaskan butuh usaha keras serta mempersiapkan segala keperluan sebelum dinyatakan lulus di sebelas kampus tersebut.
Sebelumnya, perjalanan studi pertama Pradana di negeri orang dimulai selepas lulus dari bangku sekolah menengah atas.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA Regina Pacis Solo pada 2014, ia memutuskan untuk mempersiapkan pendidikan S1 di Diablo Valley College, California Amerika Serikat.
Baca: Kicauannya Viral, Penyanyi Raisa Merasa Lucu
Semenjak itulah, Pradana mengaku mulai terbuka cara pandangnya mengenai dunia pendidikan, utamanya di luar negeri.
Selama menekuni bidang keilmuan di jurusan major arsitektur dan minor pada teori arsitektur lanskap dan perencanaan lingkungan, Pradana banyak bertemu dengan orang-orang hebat yang menginspirasinya.
"Di situ, dosen-dosen saya dari Harvard. Saya mulai terbuka pikirannya, ternyata seperti ini ya orang-orang dari Harvard."
"Orangnya pintar-pintar, kalau ngomong pakai bahasa yang susah-susah. Jadi saya terinspirasi bisa melanjutkan kuliah di Harvard gitu," imbuh Dana.
Ia mengatakan, dorongannya untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke kampus ternama juga berasal dari sosok penyanyi asal Indonesia bernama Maudy Ayunda.
Diketahui sebelumnya, Maudy Ayunda sempat bingung memilih kampus sebagai tempat belajarnya karena dinyatakan diterima di dua perguruan tinggi ternama, yakni Harvard atau Stanford.
Pradana melanjutkan ceritanya, terhitung setelah lulus pendidikan S1 nya di University of California Berkeley pada 2019, dirinya mulai melakukan berbagai persiapan untuk menuju kampus impian.
Bukan hanya menyiapkan segala dokumen keperluan untuk mendaftar, tapi Pradana juga menimba berbagai pengalaman kerja di sejumlah perusahaan di berbagai negara.
Sebut saja seperti bekerja di biro arsitektur di San Francisco dan bekerja di biro arsitektur di Tokyo, Jepang.
Baca: Viral Wanita Meninggal Setelah 2 Hari Hanya Minum Air Galon, Bantuan Pemkot Datang Setelahnya
"Saya menyiapkan 6 bulan sebelum pendaftaran bukan. Perjalanan saya di Amerika ya menjadi satu kesatuan, sebuah journey."
"Bagaimana saya menyiapkan S2 ini. Karena tidak main-main karena susah juga untuk bias masuk ke sana (kampus-kampus ternama, red)," kata Dana.
Kemudian pada tahun 2019, berbagai persyaratan dokumen telah terkumpul.
Pada Januari 2020, Dana mulai mendaftarkan dirinya di kampus-kampus tersebut.
"Lalu di bulan Februari hingga Maret 2020, saya mulai dapat pengumuman."
"Baik secara email, atau ada juga yang telpon saya langsung dari dosen sana," kata Dana.
Dana menyebut dari sebelas kampus yang ia mendaftar dirinya, kesemuanya memberikan kabar baik, dengan diterimanya sebagai mahasiswa barunya.
Bahkan ada sejumlah kampus yang secara langsung memberikan bebas biaya pendidikan alias beasiswa kepada Pradana.
"Dengan total jumlah penawaran beasiswa lebih dari Rp 12 miliar (total beasiswa dari 7 sekolah, red)," tandasnya.
Ditanya kenapa dirinya mendaftarkan diri kesebelasan kampus berbeda, Pradana memberikan jawabannya.
Ia menilai apa yang dilakukannya tersebut merupakan pilihan alternatif.
Sehingga ketika tidak diterima di satu kampus, dirinya masih punya rencana cadangan lainnya.
Baca: Kisah Viral Pak Ngadino: Tukang Becak Numpang Pipis Diteriaki Maling, Dibogem Satpam Museum
"Itu buat jaga-jaga, saya takut kalau tidak diterima di Harvard misalnya, masih ada pilihan lain."
"Dan saya kaget ketika diterima semuanya," beber Dana.
Dari sebelas kampus tersebut, Pradana memutuskan memilih Harvard university sebagai tempatnya untuk melanjutkan jenjang S2-nya.
Dana menambah, ada sejumlah alasan, kenapa dirinya membagikan kisahnya di akun media sosial.
Pertama dirinya ingin bersyukur dan mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah mendukung hingga detik ini.
Mulai saat masih duduk di bangku SMA hingga dapat melanjutkan pendidikan di luar negeri.
"Untuk orang tua saya, guru-guru saya, atau kerabat saya, yang telah mendukung saya hingga saat ini," ucapnya.
Alasan kedua, Pertama berharap dengan kisahnya ada orang lain yang dapat terinspirasi.
Sebagaimana dia juga telah terinspirasi oleh sosok Maudy Ayunda.
"Saya berharap bisa berkontribusi ke bangsa Indonesia, dalam konteks menginspirasi teman-teman di Indonesia juga," tutupnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)