TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -- Manajemen PT HM Sampoerna Tbk memastikan rokok-rookok produknya tetap aman dari virus corona, meski dua orang pegawainya meninggal dunia karena terpapar covid-19.
Direktur PT HM Sampoerna Tbk Elvira Lianita dalam rilis yang diterima redaksi Surya.co.id, Kamis (30/4/2020) menjelaskan upayanya untuk mencegah produknya terpapar Corona.
Selain mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menjalankan protokol kesehatan, Sampoerna memastikan bahwa kualitas produk merupakan prioritas perusahaannya.
Baca: Lagi, Penolakan Pemakaman Korban Covid-19, Warga Mencirim Lempari Ambulans yang Sedang Cek Pemakaman
Baca: Demi Bisa Berenang Saat Lockdown, Pria di Singapura Rela Rogoh Kocek Sebesar Rp 106 Juta
Baca: Akal Busuk Ajak Berzina Lalu Traktir Bakso Gadis di Bawah Umur Biar Diam, Anak Punk Ini Kena Batunya
Untuk itu, pihaknya melakukan karantina produk selama lima hari sebelum akhirnya didistribusikan ke konsumen dewasa, atau dua hari lebih lama dari batas atas stabilitas lingkungan COVID-19 yang disarankan oleh European CDC (European Centre for Disease Prevention and Control) dan World Health Organization (WHO)
Sesuai ketentuan tersebut COVID-19 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus.
Membatasi akses ke fasilitas produk
Selain itu, PT Sampoerna juga berupaya melakukan pencegahan penyebaran COVID-19 sejak pertengahan bulan Maret 2020, sebelum temuan 2 karyawan Sampoerna yang positif Covid-19.
Sampoerna juga telah melakukan berbagai upaya dan menerapkan praktik protokol kesehatan secara ketat di seluruh area kantor dan fasilitas produksi untuk melindungi karyawan, antara lain:
- Membatasi akses ke fasilitas produksi hanya kepada karyawan yang berkepentingan;
- Melakukan pengecekan suhu temperatur tubuh ketika memasuki area kantor/produksi;
- Meningkatkan protokol tindakan kebersihan dan sanitasi;
- Melakukan pengelompokan kegiatan kerja (misalnya, pemisahan kelompok kerja, waktu istirahat/waktu
- Makan dan pergantian jadwal shift, dan masih banyak lagi),
- Menyediakan dan memastikan penggunaan perlengkapan perlindungan diri seperti masker dan handsanitizer;
- Menerapkan physical-distancing di seluruh area dan fasilitas produksi seperti kantin, tempat beribadah, serta area berkumpul lainnya.
Hal ini juga diterapkan di alat transportasi karyawan yang disediakan oleh perusahaan.
Bagi karyawan non-produksi:
- Menerapkan kebijakan bekerja dari rumah sejak 16 Maret 2020;
- Mengurangi perjalanan bisnis;
- Membatalkan pertemuan/interaksi fisik dan melakukan diskusi secara daring;
- Mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan pribadi serta menjaga jarak sosial/fisik.
Sedangkan bagi sebagian karyawan non-produksi yang bertanggung jawab untuk fungsi bisnis kritikal dan masih tetap harus bertugas, maka Sampoerna juga telah menerapkan berbagai upaya pencegahan, antara lain:
- Memastikan protokol tindakan kebersihan dan sanitasi seperti menyediakan perlengkapan proteksi diri termasuk masker medis dan hand-sanitizer;
- Penyesuaian operasional bisnis dengan meminimalkan kunjungan lapangan dan hanya fokus
pada in call mission.
Permintaan lain dilakukan secara daring;
- Rutin melakukan penyemprotan disinfectant di kantor dan fasilitas terkait lainnya, termasuk
kendaraan operasional yang digunakan.
Seperti diketahui, dua orang karyawan Sampoerna yang positif Covid-19 itu telah meninggal dunia.
Berikut fakta-fakta terbarunya:
1. Berawal dari karyawan tak jujur
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan kasus Covid-19 di pabrik rokok Sampoerna bukanlah merupakan klaster baru.
"Sebetulnya dia (pasien) bukan klaster baru," kata Risma, Kamis (30/4/2020).
Risma mengungkapkan, kasus di pabrik itu memang bermula dari pasien yang tak jujur dan memilih tetap bekerja padahal seharusnya dia harus menjalani karantina.
Menurut Risma di data Pemkot Surabaya pasien tersebut awalnya sudah dinyatakan PDP.
"Jadi yang diawal itu, waktu itu kan Puskesmas nangani sendiri jadi pengawasannya kurang, dia tetap kerja, sebetulnya dia sudah PDP," ungkapnya.
Upaya tracing digencarkan serta rappid test dan swab test terus dilakukan.
Hal itu agar segera memastikan tak ada rantai persebaran Covid-19.
Risma mengatakan, saat ini karantina masih dilakukan di salah satu hotel setelah melakukan rappid test.
"Makanya dimasukkan hotel dan semua biaya ditanggung Sampoerna," ungkap Risma.
2. 9 Sudah PDP
Saat ini Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur tengah melakukan penelusuran dan melakukan serangkaian rapid test dan juga swab pada para karyawan pabrik tersebut untuk memutus rantai penularan.
Selain itu pabrik tersebut juga sudah diminta untuk tidak beroperasi sementara.
Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi mengatakan bahwa pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan GM dari perusahaan terkait dan mengkomunikasikan hal-hal yang harus dilakukan terkait adanya potensi klaster baru ini.
“Memang ada yang positif Covid-19, yaitu pegawai dari pabrik tersebut. Ada dua orang, dan dua-duanya meninggal dunia.
Di kompleks tersebut kini sedang dilakukan tracing dan kini ada sembilan yang dinyatakan PDP karena terdapat gejala klinis,” kata Joni, dalam konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Rabu (29/4/2020) malam.
3. 100 orang reaktif, 46 sudah di tes swab
Tidak hanya itu, saat ini total ada sebanyak 163 orang yang sudah dilakukan tes swab pengambilan spesimen untuk diuji dalam PCR.
Namun hasilnya baru akan keluar dua hari ke depan.
Selain itu saat ini, Gugus Tugas juga secara bertahap masih melakukan rapid test pada para pegawai di pabrik Sampoerna.
Dan saat ini akan ada sebanyak 323 orang yang akan dilakukan rapid test, dan yang sudah terdeteksi reaktif ada sebanyak 100 orang.
Dari 100 karyawan yang reaktif tersebut, 46 di antaranya telah dilakukan test swab di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Kamis (30/4/2020).
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi mengatakan, 46 karyawan tersebut adalah sebagian dari 100 karyawan yang reaktif berdasarkan hasil rapid test gelombang kedua.
“Hari ini 46 yang di-PCR. Tapi enggak tahu hasilnya (belum keluar),” kata Joni di Makodam V Brawijaya, Kamis (20/4/2020).
4. Tak terdeteksi tertular dari mana
Lebih lanjut disampaikan Joni bahwa sampai saat ini belum diketahui dua orang yang lebih dulu dinyatakan positif Covid-19 dan meninggal dunia dari pabrik tersebut mendapatkan penularan atau transmisi dari mana.
Saat ini pihaknya sedang melakukan penulusuran.
“Langkah-langkah sudah diambil oleh tim tracing dan dinkes bahwa yang satu komplek pabrik itu ada sebanyak 500 karyawan kini sudah diliburkan.
Yang dekat dengan yang positif dan meninggal dunia tersebut juga besok dilakukan diagnostik pasti dengan PCR,” kata Joni. (*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Rokok Sampoerna Dipastikan Aman Virus Corona (COVID-19) Setelah 2 Pegawai Meninggal