TRIBUNNEWS.COM - Masuknya ratusan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China ke Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) menuai protes dari berbagai pihak.
Pada gelombang pertama 23 Juni lalu, 156 TKA Tiongkok telah masuk ke Konawe, rencananya akan ada total 500 TKA China yang didatangkan hingga gelombang ketiga 7 Juli mendatang.
Meskipun mendapat banyak protes dari berbagai pihak, Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara mengatakan masuknya TKA China justru akan membuka lapangan pekerjaan bagi ribuan tenaga kerja lokal.
Dikutip dari YouTube Kompastv, Rabu (1/7/2020), ratusan TKA China itu nantinya akan dipekerjakan di PT VDNI dan OSS yang bergerak di bidang smelter nikel yang berada di Kecamatan Morosi, Konawe, Sultra.
Gusli menuturkan pemerintah kabupaten Konawe telah melakukan perundingan dengan PT VDNI dan PT OSS supaya dapat memaksimalkan tenaga kerja lokal.
Kemudian terkait kualitas tenaga kerja yang didatangkan dari China itu, Gusli mengatakan pemerintah pusat telah mempertimbangkannya dengan baik.
"Tidak ada pemerintah yang ingin menyengsarakan dari pada masyarakatnya," ujar Gusli.
"Semua pasti pemerintah pusat kami yakin sudah mempertimbangkan secara matang terhadap izin masuknya 500 tenaga kerja asing ini yang mempercepat proses konstruksi dari pada smelter investasi," sambungnya.
Ia melanjutkan, para 500 TKA asal China itu nantinya akan bekerja untuk membangun 33 tungku.
"Sekarang yang harus diselesaikan kurang lebih masih ada 33 tungku lagi yang harus diselesaikan," ujar Gusli.