Vonis bronkopneumonia yang dijatuhkan dokter pada anaknya dinilai keluarga perlu dibuktikan dokter.
Alasannya, anaknya tidak pernah diperiksa secara menyeluruh untuk mendiagnosis pasti penyebab kematiannya.
“Sebelum imunisasi bocah itu sehat, lincah dan tidak punya penyakit bawaan. Cuma setelah diimunisasi lengannya terus mengalami pendarahan hingga demam tinggi dan kejang-kejang. Anehnya ditemukan luka memar kebiru-biruan di sekujur tubuhnya,” jelas Rusman, keluarga korban.
Banyak hal yang mencurigakan pihak keluarga terkait kematian bayi itu.
Usai diimunisasi Kamis (26/6/2020) lalu, bekas suntikan jarum imunisasi terus mengeluarkan pendarahan selama dua hari hingga korban mengalami demam tinggi dan kejang-kejang.
Meski sempat dibawa ke rumah sakit namun ia meninggal. Tak hanya itu saja, dari hasil rekaman video keluarga, tubuh bayi menujukkan tanda-tanda yang tak biasanya.
Saat meninggal di tubuh bayi dipenuhi dengan bercak lebam dan kebiru-biruan di sekujur tubuhnya.
Pihak keluarga sendiri sampai saat ini tak terima keterangan Dinas Kesehatan akan penyebab kematian anaknya.
Pihak keluarga korban kini masih berembuk untuk mematangkan kasus ini sebelum diadukan ke polisi atau ranah hukum.
Selama sepekan terakhir, dua bayi yang ditangani otoritas kesehatan di Polewali Mandar mendapat protes keluarga korban karena bayinya dinilai meninggal tidak wajar atau karena kinerja tim medis yang dinilai buruk dan tidak prosedur dalam menangani anaknya. (Kompas.com/Junaedi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bayi 3 Bulan Meninggal Usai Imunisasi, Keluarga Nilai Ada Kesalahan Prosedur Medis"