TRIBUNNEWS.COM - Keluarga siswi SMP korban pemerkosaan di kandang ayam akan mencabut laporan terhadap anggota DPRD yang sempat tawari Rp 1 Miliar.
Kakak korban mengaku menjadi beban untuknya.
Hal ini lantaran ia harus fokus mengurus persalinan sang adik.
Kabar terbaru kasus siswi SMP Gresik berinisial MD (16) yang dihamili di kandang ayam oleh tetangganya sendiri masih dalam proses hukum di kepolisian.
Beberapa bulan lalu, keluarga siswi SMP Gresik ini melaporkan Sugianto (50) sebagai terduga pelaku persetubuhan.
Kini Sugianto yang masih kerabat ibu korban telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Gresik.
Tak hanya Sugianto, keluarga MD juga melaporkan anggota DPRD Gresik bernama Nur Hudi Didin Arianto ke Badan Kehormatan (BK).
Namun, proses sidang Nur Hudi di BK panjang hingga akhirnya keluarga korban tak sanggup lagi meneruskan dan ingin mencabut laporan tersebut.
Nur Hudi dilaporkan ke BK DPRD Gresik lantaran menginisiasi rencana penyogokan atas kasus persetubuhan.
Pihak pelapor kala itu adalah Chandra, kakak MD.
Baca: Perkosa Adik Kandung, Seorang Kakak Mengelabui, Berbisik sebelum Beraksi: Kalau Saudara Tidak Hamil
Baca: Seorang Paman Tega Cabuli Keponakannya, Korban Sampai Hamil 4 Bulan, Modus Pelaku Memberi Uang
Baca: Pelaku Pedofil di Sukabumi Cabuli 30 Anak Laki-laki, Tulis Nama Korban di Tembok Kamar
Rencanana, Senin (6/7/2020) BK menggelar sidang dengan agenda kesaksian keluarga korban.
Namun, pihak keluarga korban tidak hadir.
Chandra membenarkan pada pemanggilan pertama tidak hadir.
Wanita itu memilih tidak hadir karena korban yang merupakan adiknya yang masih duduk di bangku SMP sedang persiapan proses persalinan.
"Mohon maaf saya tidak bisa ikut, soalnya ngurus adik besok mau lahiran di rumah sakit."
"Ini sekarang masih ngurus surat-suratnya," terangnya.
Chandra menyebut akan mencabut laporan terkait dugaan pelanggaran kode etik Nur Hudi ke BK DPRD Gresik.
Dia ingin fokus mengurus adiknya yang akan melahirkan anak pertama.
"Kalau bisa di cabut aja soalnya beban buat saya."
"Saya mau fokus ngurus adek, kasihan Ibu sudah tua sering sakit tidak bisa merawat adik."
"Yang penting satu tujuan saya udah terpenuhi, pelaku pencabulan sudah di tahan dan harus di hukum," pungkasnya.
Disinggung mengenai apakah ada pihak lain yang mencoba mempengaruhi, Chandra membantah.
Keputusan ini murni keputusan pribadi.
"Tidak ada itu. Murni niat saya sendiri soalnya beban buat saya," pungkasnya.
Kini usia kandungan MD telah memasuki sembilan bulan.
Siswi SMP ini akan melakukan proses lahiran di sebuah rumah sakit yang berada di wilayah Kecamatan Kebomas, Gresik.
Sementara itu, Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Gresik, Fakih Usman mengaku sejak pagi telah menerima laporan dari pihak pelapor yang merupakan kakak dari korban pencabulan di bawah umur oleh tersangka Sugianto berhalangan hadir.
"Tadi lewat kuasa hukumnya juga ngabari kalau tidak hadir karena korban (MD) melahirkan," kata Fakih.
Pihaknya bersama anggota BK DPRD Gresik tetap hadir.
Bahkan menunggu kedatangan pelapor bersama anggota lainnya di DPRD Gresik.
Hingga pukul 10.00 Wib, pihak pelapor benar-benar tidak datang.
Sehingga disepakati bersama akan dilakukan pemanggilan kedua.
"Sidang pertama kita jadwalkan kembali Senin Minggu depan, karena hari ini pelapor tidak hadir," terang Fakih.
Pihaknya akan melakukan pemanggilan sebanyak tiga kali.
Jika selama tiga kali pihak pelapor tidak hadir maka kasus dugaan Nur Hudi yang memberikan iming-iming uang damai Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar kepada MD siswi SMP yang dihamili Sugianto agar berdamai maka telah berakhir.
Sogok Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar
Kasus ini diwarnai upaya penyogokan uang oleh anggota DPRD Gresik, Nur Hudi.
Nur Hudi pun mendatangi rumah korban dan menawarkan uang sogokan Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar agar laporan korban di polisi dicabut.
Nur Hudi berkunjung ke rumah korban seorang diri.
Di sana, dia menemui ibu MD, IS (49).
IS mempersilakan Nur Hudi yang bertamu ke rumah kontrakannya.
Saat pertemuan itu, Nur Hudi beralasan menawarkan sejumlah uang yang nilainya fantastis agar laporan korban di kantor polisi dicabut.
Apalagi terduga pelaku belum dipanggil polisi sejak laporan pertama kali dibuat dua pekan lalu.
"Pak Nur Hudi ke rumah saya sendiri menemui ibu.
Malah dinaikkan Rp 1 miliar kalo ibu mau, katanya adik saya akan diajak ke notaris.
Katanya uang itu dari pelaku tapi lewat Pak Nur Hudi.
Niatnya memberi solusi, bilangnya gitu," ucap C kepada SURYA.co.id, Senin (11/5/2020).
Ini bukan kali pertama Nur Hudi mencoba agar kasus yang menimpa MD itu diselesaikan secara kekeluargaan.
Sebelumnya, lanjut C, Nur siap membantu uang Rp 500 juta kepada keluarga korban untuk membangun rumah.
Apalagi kondisi rumah kontrakan yang ditinggali MD memprihatinkan.
Namun, tawaran itu ditolak.
Tak mempan menyogok korband an orang tua korban, Nur Hudi tak kalah akal.
Dia pun menghubungi Pakde Korban untuk menawarkan seperti yang dijanjikan kepada korban agar kasus diselesaikan secara damai.
Usaha Nur ini pun sia-sia.
Upayanya agar terduga pelaku SG (51) bebas dari jeratan hukum tak berhasil.
Keluarga siswi SMP yang saat ini tengah hamil 7 bulan tak mau berdamai .
Keluarga korban bersikeras agar kasus ini berlanjut dan terduga pelaku segera ditangkap polisi.
Pengakuan pelaku
Sebelumnya, pelaku persetubuhan terhadap siswi SMP Gresik berinisial SG (50) membela diri dengan mengaku tidak memaksa hubungan dewasa dengan korban yang masih kelas VIII SMP itu.
"Saya kasih uang, saya bayar pak dengan uang. Beli itu pak saya beli bukan maksa, enggak ada suka sama suka," ujar SG saat ditanyai Kapolres Gresik, AKBP Kusworo Wibowo, Jumat (15/5/2020).
Hal ini tidak sama dengan keterangan keluarga korban yang juga telah diperiksa.
Keluarga memastikan tersangka SG ini memaksa hubungan badan kepada korban yang masih di bawah umur.
Bahkan tersangka mengancam jika MD buka suara, maka ibu korban akan meninggal.
Dalam pengakuan yang lain, SG lebih dari enam kali mencabuli korban
"Total sepuluh kali sejak 2019," ucapnya.
Paling banyak dilakukan di rumahnya, sesekali dilakukan di sawah dekat kandang ayam.
Akibat dari pemerkosaan itu, korban MD yang masih duduk di bangku SMP mengalami trauma. Korban hamil 7 bulan.
Pelaku yang mengenakan baju berwarna hitam ini hanya memberikan pandangan kosong.
"Saya mengaku menyesal, nyesel banget," tutupnya.
Terancam 15 Tahun Penjara
Kapolres Gresik, AKBP Kusworo Wibowo menyatakan, tersangka persetubuhan siswi SMP Gresik terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Hal itu setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan, tersangka telah melanggar undang undang perlindungan anak UU PA Pasal 81 jo 76 D subsider 76 E.
"Ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara," ujar Kapolres Gresik, Jumat (15/5/2020).
AKBP Kusworo Wibowo menyatakan, penyidiknya sudah mengantongi bukti-bukti persetubuhan yang dilakukan tersangka kepada MD (16), siswi SMP Gresik yang kini hamil 7 bulan.
Bukti-bukti tersebut akan digunakan juga jika tersangka menyangkal melakukan persetubuhan.
"(Pelaku) Sudah kita amankan, statusnya tersangka," ujarnya di halaman Mapolres Gresik.
Selama ini pihaknya telah memanggil saksi-saksi dan mengumpulkan alat bukti.
Diketahui aksi bejat SG yang mencabuli MD siswi 16 tahun sejak Maret 2019 hingga hamil tujuh bulan.
Fakta lengkap
Kasus pemerkosaan itu terungkap setelah korban melaporkan ke polisi.
Kini, MD pun mengandung anak SG dengan usia kandungan 7 bulan.
Siswi berinisial MD sengaja tidak melaporkan kepada orang tuanya karena SG mengancam akan membunuh ibunya jika menolak ajakan berhubungan badan dengan pelaku.
Kasus pencabulan terhadap MD terungkap setelah dia hamil 7 bulan.
Dari penuturan siswi MD, saat melampiskan nafsu bejatnya, pelaku kerap melontarkan ancaman.
"Kalau saya menolak, dia mengancam akan membunuh ibu saya," kata MD Jumat (1/5/2020).
Ancaman itu yang membuat MD tidak bisa menolak ajakan SG.
Aksi tak terpuji SG dilakukan pertama kali pada awal Maret 2019.
Kebejatan SG baru terbongkar pada dua pekan lalu.
Ditemui di kediamannya, MD hanya bisa terdiam.
Wajah siswi SMP itu tampak murung.
MD berusaha tegar, ibunya tidak bisa menutupi raut wajah sedihnya.
Sang ibu, IS menceritakan awal mula kisah pilu yang menimpa anak ketiganya itu.
Saat itu, dia bersama anaknya sedang membantu membuat kue untuk pernikahan saudaranya, bersama istri pelaku SG.
MD dimintanya untuk mengantar kue hajatan untuk acara pernikahan ke rumah SG.
Di sana lah, SG berusaha melancarkan aksi bejatnya.
Mulai dari memberi iming-iming uang hingga mengancam.
MD yang masih bocah itu tidak dapat berbuat banyak.
Bapak dua anak itu melancarkan aksi bejatnya di dalam rumah.
Berselang satu pekan, SG kembali ingin melampiaskan nafsunya kepada MD.
Lagi-lagi, pria beristri ini memberikan uang sebesar Rp 100 ribu sebagai uang tutup mulut, kemudian ancaman agar tidak ketahuan hingga memberi pil yang disebut-sebut obat anti-hamil.
Dalam kurun waktu satu tahun, total sudah enam kali aksi bejat dilakukan hingga MD berbadan dua.
"Pernah satu kali di kandang ayam, anak saya diancam.
Padahal SG itu masih saudara saya," kata IS dengan nada jengkel, Jumat (1/5/2020).
IS yang seorang ibu rumah tangga ini baru mengetahui bahwa anaknya hamil pada Rabu (22/4/2020).
Saat itu, dia melihat perilaku anaknya yang mulai mengenakan pakaian yang ukurannya agak besar.
Bahkan menutupi perutnya menggunakan sarung saat tidur.
Tubuh anaknya juga seperti orang hamil, terutama di bagian perut yang terlihat buncit.
Dia bersama anak keduanya, berusaha mencari tahu perubahan mencolok pada MD yang sebelumnya dikenal periang dan selalu aktif mengikuti lomba itu.
"Akhirnya anak saya ngaku telah dihamili oleh SG.
Hati saya terpukul, itu saudara sendiri kenapa tega melakukan itu ke anak saya yang masih kecil," katanya.
Saat itu juga, IS memanggil SG.
Saat itulah aksi bejat itu terbongkar.
SG yang merupakan saudaranya sendiri mengakui perbuatannya dan siap tanggung jawab.
"Tanggung jawab untuk menggugurkan kandungan anak saya. Saya tidak mau. Ini sudah dosa masa mau dosa lagi," tegas wanita berkerudung ini.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Keluarga Siswi SMP Gresik yang Dihamili di Kandang Ayam dan Ditawari Sogokan Rp 1 M Cabut Laporan"