News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilihan Wali Kota Solo

Belum Sepekan Gibran Terima Rekomendasi, Kisruh Terjadi di PDIP Solo, Seorang Kader Diduga Dikeroyok

Penulis: Daryono
Editor: bunga pradipta p
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Ketua Anak Ranting PDIP di RW 28, Kelurahan/Kecamatan Jebres, Kota Solo, Agung 'Walet' Indaryoto seusai mengalami pengeroyokan, Minggu (19/7/2020).

TRIBUNNEWS.COM - Belum ada satu pekan setelah putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka menerima rekomendasi sebagai Calon Wali Kota Solo, kekisruhan terjadi di internal PDIP Solo.

Pendukung Gibran, Agung 'Walet' Indrayoto yang merupakan Ketua Anak Ranting di RW 028 Kelurahan/Kecamatan Jebres, Solo mengaku dikeroyok saat acara internal PDIP pada Minggu (19/7/2020) malam.

Akibat pengeroyokan itu, Agung kemudian melapor ke polisi.

Berikut rangkuman terkait kejadian itu sebagaimana dihimpun Tribunnews.com dari Senin (20/7/2020): 

1. Mengaku Dikeroyok saat Rapat Konsolidasi

Agung mengaku mengalami pengeroyokan saat mengikuti rapat konsolidasi pada Minggu malam. 

Menurut Agung, rapat konsolidasi itu dilakukan untuk melengserkan posisinya sebagai Ketua Anak Ranting.

"Waktu ada rapat konsolidasi partai ternyata bertujuan melengserkan saya ketua anak ranting 28," aku dia, Senin (20/7/2020) kepada TribunSolo.com

Baca: Saran untuk Gibran Rakabuming: Jangan Anggap Enteng Kotak Kosong

Pelengseran itu, lanjut Agung, diklaim berdasarkan aspirasi warga wilayah Anak Ranting yang dipimpinnya.

"Kemudian saya merasa dipojokkan kok melibatkan warga saya, katanya aspirasi warga untuk melengserkan/mengganti saya," ucap dia.

Kondisi Ketua Anak Ranting PDIP di RW 28, Kelurahan/Kecamatan Jebres, Kota Solo, Agung 'Walet' Indaryoto seusai mengalami pengeroyokan, Minggu (19/7/2020). (TribunSolo.com/Istimewa)

Hal itu kemudian membuat Agung tidak puas dan naik pitam hingga dirinya membuang snack yang disajikan dalam rapat itu.

"Terus saya tidak puas, tak buang snacknya," kata dia.

"Terus berdiri semua, pada dorong saya, ada yang mukul satu dua kali kena mata," tambahnya.

Menurut Agung, pelengseran terhadap dirinya dilakukan lantaran beda sikap dalam Pilkada Solo 2020 sebelum pengumuman rekomendasi PDIP. 

Pasalnya, ia saat itu memilih mendukung Gibran Rakabuming Raka sementara yang lain mendukung Achmad Purnomo - Teguh Prakosa.

"Dengan dasar itu, mereka mengatakan saya tidak tegak lurus dengan partai. Padahal mas Gibran PDIP, saya juga PDIP, tidak tegak lurus gimana," tutur Agung.

Baca: Jokowi Diprediksi Sulit Perankan Diri sebagai Ayahanda Gibran yang Tak Mau Anaknya Kalah

Seusai mendapat pukulan, Agung mengaku lantas mencoba lapor ke Polsek Jebres namun tidak segera direspon hingga kemudian melapor ke Polresta Solo. 

"Kemudian visum ke RS dr Oen, terus saya cari pengacara ke Polresta Solo," akunya.

2. Diduga Dilakukan oleh Oknum Satgas PDIP

Kuasa Hukum Agung, TH Wahyu Winarto mengatakan dirinya belum bisa memastikan motif pengeroyokan yang menimpa Agung.

Namun, pengeroyokan iitu diduga dilakukan oleh oknum Satgas. 

"Motifnya belum diketahui, pengeroyokan itu dilakukan oknum satgas," tutur dia.

"Menurut klien saya, ada pendorongan kemudian ada pemukulan sambil mengancam," jelasnya.

Soal berkaitan beda sikap politik, Wahyu enggan berbicara banyak terkait itu.

Pasalnya, Agung diketahui juga menjabat Sekretaris Banteng Solo Bergerak yang telah menetapkan diri sejak awal mendukung Gibran Rakabuming Raka.

Sikap itu berbeda dengan keputusan partai sebelum PDIP akhirnya menetapkan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa.

Pasalnya sebelumnya DPC PDIP Solo menyodorkan Achmad Purnomo - Teguh Prakosa.

Gibran dan Teguh (Ist)

Dukungan itu disuarakan sebelum rekomendasi PDI Perjuangan untuk Pilkada Solo 2020 resmi diumumkan.

"Soal beda sikap politik, belum tahu," ujar Wahyu.

Akibat dugaan pengeroyokan itu, Agung mengalami luka bengkak di pelipis mata kanan.

Ia juga sempat pusing sebelum akhirnya dilarikan ke salah satu rumah sakit di Kota Solo.

"Masih dirawat karena sempat mengalami pusing-pusing dan bengkak di pelipis mata, matanya merah darah," terang Wahyu.

Baca: Jawaban PDI-P Soal Isu Dinasti Politik Jokowi: Gibran Miliki Hak Politik seperti Warga Negara Lain

Atas kejadian dugaan pengeroyokan itu, Agung melayangkan laporan ke Polresta Kota Solo.

"Kita sudah lapor ke Polres sekira pukul 23.30 WIB, terus baru pulang sekira pukul 02.00 WIB," ucap Wahyu.

3. Ketua PAC PDIP Jebres Bantah Konsolidasi untuk Lengserkan Agung

Ketua PAC PDI Perjuangan Jebres, Honda Hendarto (TribunSolo.com/Adi Surya)

Ketua PAC PDI Perjuangan Jebres, Honda Hendarto menampik rapat konsolidasi itu bertujuan melengserkan Agung dari tampuk kepemimpinan Anak Ranting.

"Tidak ada pemecatan," terang Honda, Senin (20/7/2020) sebagaimana dikutip dari TribunSolo.com.

Soal perbedaan sikap politik Agung sebelum rekomendasi turun, Honda mengatakan tidak mempermasalahkan adanya perbedaan sikap.

"Tidak masalah, banyak juga pengurus yang berbeda pada waktu itu, tidak ada persoalan," terangnya.

Adapun terkait dugaan pengeroyokan, Honda pun membeberkan kronologinya. 

Saat itu, PAC menggelar konsolidasi yang juga dihadiri pengurus DPC PDIP antara lain Wakil Ketua Kaderisasi & Ideologi DPC, YF Sukasno, dan Sekretaris DPC sekaligus calon wakil wali kota Teguh Prakosa. 

"Kita kemarin rapat konsolidasi di anak ranting 028 yang hadir pak Teguh, pak Kasno, dan saya," ungkap Honda kepada TribunSolo.com, Senin (20/7/2020).

"Intinya, rapat musyawarah anak ranting, saya beri sambutan menjelaskan kepada pengurus, kader, simpatisan, maupun tokoh masyarakat yang rawuh," tambahnya.

Baca: Rudy Mewajibkan Kader PDIP Memenangkan Gibran-Teguh, Minimal 64 Persen

Dalam sambutannya, Honda meminta para kader PDIP untuk memenangkan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa yang telah mengamankan rekomendasi partai.

"Setelah saya memberikan sambutan, pak Kasno lalu kembali memimpin rapat dan memberikan pengarahan," ujar dia.

Saat itu, lanjut Honda, kondisi masih kondusif dan semua menyimak pengarahan yang diberikan Kasno.

"Belum selesai memberikan pengarahan, tiba tiba mas Agung melempar kardus yang isinya snack ke arah depan," tutur Honda.

Adapun saat itu jarak antara Agung dengan Honda, Teguh, dan Kasno berjarak lebih dari 3 meter.

"Otomatis pas melihat itu, saya dan yang lain reflek menghindar takut terkena," ucap Honda.

"Habis itu saya bangun, sudah ramai mengerubung, saya mau melerai tapi sudah dibawa ke luar," tambahnya.

Honda mengaku tidak tahu menahu apakah ada pemukulan terhadap Agung.

"Saya tidak tahu, saya tidak melihat," akunya. 

Terkait persoalan ini, Honda menyatakan PAC menyerahkannya kepada DPC. 

4. Polisi Terima Laporan

Kapolresta Solo, AKBP Andy Rifai di Mapolresta Solo, Jalan Adi Sucipto, Selasa (1/10/2019). (TribunSolo.com/Adi Surya)

Pihak kepolisian telah menerima laporan dugaan pengeroyokan yang menimpa Ketua Anak Ranting PDI Perjuangan di RW 028, Kelurahan/Kecamatan Jebres, Kota Solo, Agung 'Walet' Indrayoto.

Kapolresta Solo, Kombes Pol Andi Rifai menyampaikan laporan itu diterima langsung petugas piket.

"Tadi malam, kita mendapatkan laporan adanya kejadian itu, kemudian anggota yang piket langsung menindaklanjuti laporan," kata Andi, Senin (20/7/2020).

Andi mengungkapkan pihak saat ini telah memeriksa saksi-saksi dari pihak pelapor.

"Kita telah mendapatkan keterangan baik dari korban maupun saksi yang ada saat rapat konsolidasi," ungkapnya.

Unsur kekeluargaan, lanjut Andi, akan dikedepankan dalam menyelesaikan kasus dugaan pengeroyokan itu.

"Nanti kita utamakan, karena ini masih satu lingkungan organisasi," tuturnya.

(Tribunnews.com/Daryono) (TribunSolo.com/Adi Surya Samodra)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini