TRIBUNNEWS.COM, BAEBUNTA - Pengungsi banjir bandang Luwu Utara di Posko Meli, Kecamatan Baebunta, Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai terserang penyakit.
"Hipertensi, batuk dan gatal-gatal. Itu yang banyak didapat," kata petugas kesehatan RSUD I La Galigo Luwu Timur, Hainur di lokasi pengungsian Posko Meli, Jumat (24/7/2020) siang.
RSUD I La Galigo mendirikan tenda kesehatan di Posko Meli untuk membantu pelayanan kesehatan pengungsi.
Selama posko berdiri, pengungsi banyak mendatangi posko RSUD I La Galigo Luwu Timur untuk memeriksakan kesehatan.
Selain itu, petugas kesehatan juga mendatangi tenda-tenda pengungsi untuk mengecek kesehatan pengungsi.
Penyakit ini banyak didapati dari pengungsi golongan orang dewasa.
Sementara untuk anak-anak banyak yang muntah dan demam.
"Kalau anak anak banyak yang muntah-muntah dan demam," tutur Hainur.
Baca: Pasca Banjir Bandang di Luwu Utara, Warga Masamba Dihantui Trauma, Jokowi Kirim 10.000 Paket Sembako
Banjir bandang menerjang sejumlah wilayah di Luwu Utara pada Senin (13/7/2020) malam. Tepatnya di Desa Balebo Kecamatan Masamba dan Desa Radda, Kecamatan Baebunta.
Pasca banjir bandang, ratusan rumah tertimbun tanah, puluhan warga meninggal dan belasan lainnya hilang.
Jumlah KK yang terdampak 4.202 atau 15.944 jiwa.
Meterial banjir bandang bercampur lumpur dan pasir.
Tercatat, total titik pengungsian di angka 39 titik. 20 di antaranya dibangun oleh Pemkab Luwu Utara.
Posko Meli dihuni sekitar 480 kepala keluarga (KK). Pengungsi di posko ini dari Desa Radda dan Meli.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Pengungsi Banjir Bandang Luwu Utara di Posko Meli Mulai Terserang Penyakit