TRIBUNNEWS.COM - Kasus fetish kain jarik yang dilakukan oleh seorang mahasiswa di Surabaya ternyata memakan banyak korban.
Puluhan orang disebut telah menjadi korban dari perbuatan menyimpang mahasiswa tersebut.
Menurut psikolog, label PTN yang kerap disebut pelaku menjadi kedok dan modal agar orang percaya.
Psikolog Klinis dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, Citra Hanwaring Puri SPsi Psikolog, turut memberikan analisis banyaknya korban dari fetish kain jarik berinisial G.
G sendiri merupakan mahasiswa jurusan Sastra Indonesia dari Universitas Airlangga Surabaya.
Sosoknya menjadi viral setelah perbuatan menyimpangnya terkuak di jagat maya.
G disebut memiliki fetish kepada seseorang yang terbungkus kain jarik dan diikat seperti mayat.
Baca: Teman Seangkatan Pelaku Fetish Jarik G Dilecehkan di Kos, Ditutup Selimut dan Tak Bisa Bergerak
Baca: Fetish Bukan Penyakit, Dokter Kejiwaan Ungkap Kenapa Itu Bisa Jadi Gangguan
Baca: VIRAL Fetish Kain Jarik, Pelecehan Berkedok Riset, Unair Kini Investigasi & Buka Layanan Pengaduan
Lantas apa yang membuat G mudah memperdaya korban?
Dari keterangan beberapa korban di jagat maya, G memperdaya korbannya dengan motif yang sama.
Ia mengaku memiliki penelitian untuk project tulisannya soal bungkus membungkus.
Ia pun kerap untuk memaksa agar korban mau membantu untuk menyelesaikan tugas akhirnya.
Berkedok mahasiswa Unair, G bisa menggaet banyak korban yang biasanya seorang mahasiswa baru.
Citra menuturkan, dalih mengerjakan tugas akhir kepada adik tingkatnya bisa dikatakan cukup untuk menggaet korban.
Baca: Analisis Psikolog Soal Penyebab G Miliki Fetish Kain Jarik: Ada Rasa Tak Berdaya dalam Dirinya
Terlebih, sosoknya yang berasal dari niversitas ternama di Surabaya, semakin mendukung perbuatan bejat pelaku.
"PTN cukup ternama di Surabaya itu sudah jadi background dia untuk dipercaya orang."
"Jadi korbannya percaya mungkin mencari pengalaman membantu tugas akhir," papar Citra kepada Tribunnews, Kamis (30/7/2020) malam.
Bahkan ada beberapa korban yang kebanyakan mahasiswa baru ini, diperdaya dengan iming-iming uang.
Oleh karena itu, Citra menyarankan agar tidak mudah percaya dengan orang baru.
Baca: Sosok Pelaku Fetish Kain Jarik Terungkap - Mahasiswa Semester 10, Pernah Diarak Warga Tapi Tak Kapok
Apalagi seseorang yang baru berkenalan di media sosial.
"Mestinya kalau kita di DM atau di whatsapp dan ada permintaan yang belum jelas, kita jangan mudah percaya. Cari informasi dulu, dianalisa dulu, kita lihat ini orang ada maksud apa."
"Kalau misal berkedok tugas akhir atau penelitian, mestinya kita berpikir panjang. Apakah bener ada praktikum seperti itu, aneh tidak?"
"Kalau ada hal aneh dan menyimpang lebih baik tidak usah dibantu daripada merugikan diri sendiri," ungkap Citra.
Kampus Unair Buka Suara
Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair, Suko Widodo membenarkan sosok pelaku fetish jarik berkedok riset yang viral di media sosial merupakan mahasiswanya, G Aprilian Nugraha Pratama.
"Kami secara tegas tidak akan melindungi kesalahan dan akan terus melakukan investigasi."
"Tentunya akan memberikan sanksi paling tegas karena hal itu merupakan tindakan melanggar disiplin moral mahasiswa,"ujarnya pada Surya.co.id, Kamis (30/7/2020).
Sayangnya hingga saat ini, G yang merupakan warga luar kota Surabaya belum bisa dihubungi.
Sehingga pihak kampus akan menyerahkan sepenuhnya pada pihak berwenang.
Baca: Pengakuan Korban Fetish Kain Jarik, Pelaku Paksa Bungkus Badan hingga Melakban Muka
"Kami mencoba menghubungi sejak semalam ramai dibicarakan, tapi hingga sekarang yang bersangkutan tidak menjawab dan tidak hadir."
"Untuk itu kami terus melakukan pelacakan dan investigasi lanjutan," lanjutnya.
Untuk itu sidang komite etik Fakultas Ilmu Budaya Unair sedang mencoba menghubungi G dan keluarganya.
"Dulu pernah terjadi saat G jadi panitia maba, tapi tidak dilaporkan ke dekanat."
"Dan sekarang sudah viral di media sosial dan ada yang melapor makanya kami adakan sidak kode etik," tegasnya.
Cerita fetish kain jarik viral di jagat maya
Sebelumnya, cerita penyimpangan seksual dari lelaki berinisial 'G' viral di jagat maya.
Sosok G menjadi viral, lantaran perbuatannya yang diduga memiliki 'fetish kain lurik'.
Fetish tersebut membuat G meminta korban membungkus dirinya menggunakan kain jarik layaknya mayat.
Sosok F menjadi korban penyimpangan seksual G pun menceritakan apa yang ia alami.
Baca: Merasa Jijik, Korban Fetish Bungkus Kain Jarik Harap G Dikeluarkan dari Unair
F menceritakan, sosok G melakukan hal tersebut dengan dalih ingin melakukan riset untuk project tulisannya.
Setelah menyadari riset bungkus-membungkus itu palsu dan sengaja dilakukan untuk memperdaya korban, F akhirnya bercerita ke publik melalui utas yang ia buat di Twitter.
Meski kaget dan tak menyangka mengalami pelecehan seksual, F mengaku berani untuk speak up.
Ia menginginkan agar tidak ada lagi korban seperti dirinya hingga membuat pelaku benar-benar jera.
(Tribunnews.com/Maliana, Surya.co.id/Sulvi Sofiana)