TRIBUNNEWS.COM, BANJARBARU - Masih dalam suasana duka karena Wali Kota Banjarbaru, Nadjmi Adhani meninggal usai dirawat karena positif covid-19, Pemko setempat membuat kebijakan pengibaran setengah tiang.
Pengibaran setengah tiang ini demi penghormatan pafa sosok Nadjmi Adhani yang meninggal dunia, di RS Ulin Banjarmasin, Senin (10/8/2020) pukul 02.30 wita.
Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru memberikan surat edaran kepada masing-masing satuan kerja perangkat Daerah (SKPD) untuk mengibarkan bendera setengah tiang.
Surat Edaran ini ditandatangani oleh Wakil Wali Kota Banjarbaru, Darmawan Jaya Setiawan, pada Selasa (11/8/2020) besok.
"Selanjutnya, kepada pimpinan SKPD untuk memyampaikan kepada jajaran dibawahnya untuk mengibarkan bendera setengah tiang," demikian kutipan isi surat diakhir kalimat itu.
Diketahui, Wali Kota Banjarbaru, Nadjmi Adhani tutup usia di RSUD Ulin Banjarmasin, Senin (10/8/2020).
Nadjmi Adhani ditengara meninggal di RSUD Ulin Banjarbaru pukul 02.30 wita dengan status positif Covid-19.
Kala Pandemi Corona, Wali Kota Nadjmi Adhani telah berjuang gigih melawan Covid-19 di Kalsel.
Baca: Tertular Covid-19, Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani Meninggal Dunia
Baca: Wali Kota Banjarbaru Berjuang Lawan Covid-19, Minta Alat ke Menkes, Diisolasi Hingga Meninggal
Idap Emboli Paru, Ini Penjelasan Dokter
Almarhum Wali Kota Banjarbaru H Nadjmi Adhani yang wafat pada Senin (10/8/2020) dinihari diketahui sempat mengidap emboli paru.
Kabag TU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Idaman Banjarbaru, Firmansyah yang ikut memonitor perkembangan kondisi Almarhum mengatakan, emboli paru yang dialami Almarhum diketahui pada Kamis, (6/8/2020).
"Hingga Minggu pagi, kondisi beliau masih sadarkan diri. Namun, pada Minggu sekitar pukul 10.00 WITA, kondisi beliau mulai turun. Memang sempat membaik, namun drop lagi pada malam hari," katanya, Senin, (10/8/2020).
Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Kalsel yang juga merupakan dokter spesialis penyakit dalam, Dr. dr. H Mohammad Rudiansyah, M.Kes., SpPD-KGH, FINASIM, emboli paru disebabkan karena terjadinya trombosis yaitu pembekuan darah.
Pembekuan tersebut yang menyebabkan penggumpalan darah dan bisa juga terjadi di saluran pembuluh darah paru.
Akibatnya, asupan darah ke jaringan paru terhambat.
Baca: Ikut Dirawat karena Covid-19, Istri Wali Kota Banjarbaru Menangis di Makam Sang Suami
Baca: Saksikan Pemakaman Dari Kursi Roda, Ririn Ingat Pesan Wali Kota Banjarbaru, Jaga Protokol Kesehatan
Gejalanya, penderita emboli paru mengalami sesak napas tiba-tiba dan kemampuan bernafas mendadak turun.
"Dengan tidak ada suplai darah dan oksigen yang dibawa melalui darah sehingga terjadi serangan emboli paru. Sesak nafas tiba-tiba, mendadak turun," kata Rudiansyah kepada Banjarmasinpost.co.id, Senin (10/8/2020).
Dijelaskan Rudiansyah, emboli paru memang diketahui menjadi salah satu penyebab kematian yang cepat dan angka kematian pasien yang penderitanya tinggi.
Pasalnya perubahan kondisi kesehatan bisa sangat cepat.
"Emboli paru termasuk kegawatan, pencegahan dilakukan tapi tidak ada jaminan semua pasien bisa terlepas dari gejala itu," kata Rudiansyah.
Emboli paru menurut Rudiansyah juga merupakan salah satu penyakit komplikasi yang banyak muncul pada penderita covid-19 di samping serangan jantung atau pneumonia.
Kondisi emboli pembekuan darah yang menyebabkan penggumpalan darah menurutnya bisa juga disebabkan hal lain misalnya terjadi setelah tindakan operasi, setelah melahirkan atau pada pasien dengan riwayat kolesterol.
"Ada yang bisa cepat atau lambat terjadinya, kalau karena covid-19 ini termasuk cepat terjadinya dan risiko kematiannya tinggi," paparnya.
Tangis Pilu Sang Istri Dari Kursi Roda
Proses pemakaman almarhum Wali Kota Banjarbaru H Nadjmi Adhani di Taman Makam Bahagia, Banjarbaru, Senin, (10/8/2020) dengan menggunakan protokol Covid-19, berlangsung haru.
Tampak Hj Ririen Kartika Rini, istri Nadjmi Adhani tidak bisa menyembunyikan sedihnya ditinggal sang suami. Ia meneteskan air mata di makam sang suami.
Sesekali dia memegang maskernya berwarna putih di dalam faceshield yang dikenakannya. Terlihat ia mengusap air mata.
Terlihat Ririen sangat kehilangan sosok yang selalu mendampinginya.
Mengenakan busana hitam dan kerudung merah, Ririen Nadjmi Adhani mengangkat tangan ketika doa disampaikan oleh Sekda Banjarbaru Said Abdullah untuk Almarhum Nadjmi Adhani.
Ririen Kartika Rini Nadjmi Adhani menggunakan kursi roda ke pemakaman dipandu oleh petugas pemakaman yang lengkap menggunakan alat pelindung diri (APD).
Wakil Wali Kota Banjarbaru H Darmawan Jaya Setiawan berserta forkompinda kota Banjarbaru dan sebagian pejabat dari Pemprov juga ikuti proses pemakaman.
Sebelum meninggal, Nadjmi Adhani sempat menyampaikan kepada publik bahwa ia dan istrinya, Ririen Kartika Rini terkonfirmasi positif Covid-19 melalui video berdurasi dua menit lebih dua detik yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Senin (27/7/2020) siang.
”Hari ini ulun (saya) beserta ibu berdasarkan hasil swab (tes usap) terkonfirmasi positif Covid-19. Untuk itu, ulun meminta doa untuk kesembuhan kami agar diberi kekuatan, kemudahan dalam berobat, dan juga bisa melewati ini dengan baik,” katanya.
Wali Kota Banjarbaru dan istrinya dirawat di RSUD Ulin sejak Senin (27/7/2020).
Keduanya dirujuk ke rumah sakit terbesar di Kalsel tersebut untuk penanganan yang lebih baik.
Keduanya sempat dirawat di RSUD Idaman, Banjarbaru dan masuk rumah sakit tersebut pada Minggu (26/7/2020).
Perjalanan Karir Nadjmi Adhani
Dikutip wikipedia, Drs. H. Nadjmi Adhani, M.Si adalah wali kota Banjarbaru yang menjabat pada periode 2016 hingga 2021.
Ia menggantikan wali kota sebelumnya, Ruzaidin Noor, dan penjabat wali kota Martinus, setelah terpilih dalam Pilkada Banjarbaru 2015, berpasangan dengan wakil wali kota Darmawan Jaya Setiawan.
Nadjmi lahir pada 27 September 1969 (usia 50 tahun).
Sebelumnya, Nadjmi Adhan birokrat sejati.
Mengutip data diri di Facebook, Nadjmi Lulus Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Banjarbaru 1991 silam, Nadjmi lalu melanjutkan menjadi PNS di Banjarbaru Kalimantan Selatan.
Nadjmi juga tercatat pernah menempuh pendidikan di Jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP) pada 996 juga mengambil Jurusan Keuangan Daerah di MEP UGM Yogyakarta 2002.
Dengan kepiawaiannya dalam disiplin ilmu pemerintahan, Nadji Adhani menempatu berbagai posisi pemimpin di Kota Idaman Banjarbaru. Hingga 2016 silam menjajal pertarungan kursi Banjarbaru 1 melalui Pilkada.
(banjarmasinpost.co.id/lis/rian/kompas)
(banjarmasinpost.co.id /noorholis huda/Achmad Maudhody))
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani Meninggal, Banjarbaru Hari Ini Pasang Bendera Setengah Tiang,
dan dengan judul Almarhum Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani Disebut Mengidap Emboli Paru, ini Kata Ketua IDI Kalsel, .