TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang staf Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Yahukimo, Henry Jovinski (24), menjadi korban penusukan hingga meninggal dunia di Jembatan Brasa Kecil, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, pada Selasa (11/8/2020) sekitar pukul 14.20 WIT.
Pelaku penusukan diduga orang tidak dikenal.
Ketua KPU Papua, Theodorus Kossay, membenarkan insiden penusukan hingga berujung tewasnya Henry Jovinski.
"Henry staf KPU Yahukimo," kata Theodorus, pada saat sesi jumpa pers di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, Rabu (12/8/2020).
Theodorus menjelaskan insiden penusukan itu berawal pada saat Kenan Mohi, staf KPU Kabupaten Yahukimo meminta diantarkan Henry ke kediamannya di Jalan Gunung.
Baca: Alasan Pelaku Penusukan Imam Masjid Al-Falah Pekanbaru, Kecewa saat Konsultasi dengan Korban
"Keduanya ini dari kantor sedang menuju ke rumahnya Kenan Mohi. Orang asli Yahukimo. Keluarganya (Kenan Mohi,-red) sakit, tujuan dari kantor (KPU Yahukimo,-red) ke rumah mengantarkan obat," ujar Theodorus.
Pada saat di perjalanan, rombongan itu bertemu orang tidak dikenal. Orang tidak dikenal itu meminta untuk memperlihatkan kartu tanda penduduk.
"Ditanya, kamu orang mana kemudian yang belakang ini orang mana? Mana KTP? Ditanya (Henry Jovinski menjawab,-red), saya orang Indonesia," kata dia.
Kemudian, orang tidak dikenal itu menusuk Henry Jovinski di belakang.
"Ditusuk di belakang. Korban jatuh pingsan. Setelah itu muncul satu pelaku tidak dikenal. Kemudian dibacok juga di situ," ujarnya.
Kenan Mohe berupaya melarikan diri. Selain itu, dia berteriak untuk meminta pertolongan.
"Menyatakan tolong, tolong, tolong sebanyak tiga kali dan ternyata tidak ada orang yang lewat di situ," tuturnya.
Akhirnya, Kenan Mohe pulang ke rumah, lalu, meminta istrinya agar melaporkan peristiwa itu kepada aparat kepolisian.
"Akhirnya, istri melapor kepada kepolisian Yahukimo. Dan korban ditolong oleh polisi setelah dilapor oleh istri," kata dia.
"Kenan Mohe menjadi saksi dan memberi keterangan kepada pihak kepolisian."