Laporan Budi Fatria | Bener Meriah
TRIBUNNEWS.COM– Sebelum tewas dibunuh, seorang wanita yang ditemukan tergantung di truk milik suami sempat curhat ke anaknya.
Korban sebelumnya menelepon sang anak dan menyebut bahwa dirinya ingin pulang.
Korban juga bercerita bahwa ia sudah tak tahan lagi karena sering dipukuli.
Sebelum ditemukan meninggal, Arini (35) korban pembunuhan oleh suami sirinya sendiri, sempat menelepon anak kandungnya Uan Maharani (17).
Uan tinggal bersama neneknya di Desa Mabar Hilir, Kecamatan Deli, Medan Sumatera Utara.
Arini menghubungi Uan pada, Senin (10/8/2020) malam, sekitar pukul 19.00 WIB, sehari sebelum kejadian pembunuhan itu.
Pada hari malam itu, Uan bersama neneknya sedang menonton TV.
Baca: Istri Kedua Tewas Tergantung Tali di Truk, Tetangga Dengar Cekcok dari Malam sampai Subuh
Baca: Wanita Tewas Posisi Berlutut Tergantung di Samping Truk, Dibunuh Suami karena Tagih Uang
Baca: Dua Hari Jasad Arini Tergantung di Samping Truk Milik Suami, Kematiannya Masih Menyisakan Misteri
Tiba-tiba masuk telepon dari mamanya yang tinggal di Kampung Karang Rejo, Dusun Karang Anyar, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah.
Melalui sambungan telepon, mamanya menceritakan,
“Mama di sini nggak tahan, Mama pengen pulang, Mama di sini dipukuli dek,” ujar Uan, meniru ucapan Mamanya.
“Saya hanya bilang ke mama, ya sudah ma, pulang ke sini, saya tidak menanyakan lebih lanjut kapan mama pulang,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca saat ditemui wartawan di RSUD Muyang Kute, Bener Meriah, Kamis (13/8/2020).
Menurut pengakuan Uan, ia juga sering melihat status WhatsApp Mamanya yang bertuliskan kata-kata sedih seperti ada masalah.
“Saya sering melihat status WhatsApp Mama, tapi tidak pernah bertanya terkait status tersebut,” bebernya.