TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Seorang pemuda di Blitar mencabuli gadis berusia 20 tahun dengan modus foto pria berwajah tampan.
Tak hanya mencabuli korbannya, pria bernama Agus Setiawan alias Wawan (24) ini juga membawa kabur ponsel milik sang gadis.
Dilansir dari Surya.co.id pada Selasa (18/8/2020), Wawan mencari mangsanya menggunakan foto pria berwajah tampan hasil penelusuran di internet.
Untuk mengelabui mangsanya, Wawan memasang foto pria berwajah tampan tersebut di profil akun Facebook-nya.
Dari foto tersebut, alhasil Wawan pun mendapat mangsa seorang gadis berusia 20 tahun melalui Facebook.
Baca: Universitas IBA Palembang Berencana Tempuh Jalur Hukum Polisikan Oknum Dosen Cabul
Karena tergoda dengan wajah tampan yang ada di foto profile Facebook, perbincangan keduanya mengarah ke pertemuan.
Pada pertemuan pertama, pelaku kemudian mengajak korbannya untuk jalan-jalan.
Selama bertemu dengan korban, pelaku menggunakan masker dan helm sehingga wajahnya tidak terlihat.
Saat hendak mencabuli korban, pelaku juga menampar sang gadis karena menolaknya.
Ia lalu mencabuli korban membawa lari ponselnya.
Usut punya usut, ternyata Wawan baru keluar penjara dengan kasus pencabulan terhadap seorang gadis.
Namun hal itu ternyata tidak lantas membuatnya kapok.
Ia akhirnya kembali masuk bui, dengan kasus memperdayai seorang gadis juga.
Wawan merupakan pemuda asal Desa Wonorejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
Ia ditangkap di rumahnya, Senin (17/8) siang atau selang seminggu dengan aksi jahatnya, yang memperdayai seorang gadis.
Korbannya, Trw (20), merupakan gadis asal Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
"Pelaku memperdayai seorang gadis. Soal dugaan pencabulannya, itu masih kami selidiki.
Namun, korbannya sempat dianiaya (ditempeleng), dan telepon selulernya dibawa kabur sehingga pelaku dikenai dua pasal.
Yakni, pencurian dan penganiayaan" kata AKBP Ahmad Fanani, Kapolres Blitar.
Kronologi
Menurut Ahmad Fanani, pelaku itu adalah pekerjaannya serabutan, di antara jadi kuli bangunan.
Namun, ia bisa memperdayai korbannya meski korbannya seorang gadis.
Itu karena ia mengenal para korbannya di media sosial (facebook).
Modusnya, pelaku mengganti profil fotonya, dengan foto pria lain, yang jauh lebih tampan.
Karena itu, para gadis yang akan jadi calon korbannya mau diajak kenalan karena dianggap kenalan dengan pria perlente.
"Saat melakukan aksinya yang pertama juga begitu.
Saat itu pelaku dihukum enam bulan karena dapat asimilasi (terkait Corona-19).
Aksi pertamanya itu, korbannya seorang gadis dan diduga sempat dicabuli lalu telepon selulernya dibawa kabur," ujarnya.
Begitu juga pada aksinya yang kedua ini. Itu terjadi selang dua bulan sehabis pelaku keluar penjara (Lapas kelas II B Blitar).
Korbannya juga dikenal dengan tipu daya. Selain dengan janji-janji manis, juga profil fotonya diganti dengan pria lain.
"Awalnya, pelaku chatting dengan korban.
Katanya, ia mendapatkan foto pria tampan yang dipasang di profilnya itu dari internet.
Tujuannya, untuk memikat hati gadis yang akan dijadikan korbannya," paparnya.
Ternyata aksi pelaku dengan mengganti fotonya dengan pria lain itu berhasil.
Korban percaya, lalu diajak bertemu di perempatan Kelurahan Bajang, Kecamatan Talun.
Itu terjadi pada Minggu (9/8/2020) siang kemarin.
Setelah bertemu, pelaku mengajak korban jalan-jalan dengan memakai sepeda motornya masing-masing.
Korban sendiri rumahnya berjarak 18 km dari lokasi pertemuannya tersebut.
"Korban percaya saja kepada pelaku karena saat ketemu itu, wajahnya tertutup masker dan helm-nya sehingga korban tak sempat melihat wajahnya," ujarnya.
Selama diajak jalan-jalan itu, posisi korban berada di belakang sepeda motor pelaku.
Hingga akhirnya sampai berhenti di sebuah gubuk, yang ada di tepi jalan atau di lokasi persawahan.
Lokasinya masih berada di Kelurahan Bajang namun tempatnya sepi meski berada di tepi jalan desa.
Begitu ngobrol di gubuk itu, pelaku hanya melepas helmnya namun masih mengenakan masker, sehingga wajahnya belum terlihat total.
"Sebenarnya saat itu korban sudah curiga karena wajah pelaku tak mirip dengan profilnya.
Namun, korban pura-pura tak curiga," ungkapnya.
Di tengah obrolan itu, pelaku meminjam telepon seluler korban dengan pura-pura mengecek ber-chatting dengan siapa saja.
Lama mengobrol, pelaku mulai genit.
Tangannya mulai berani memegang tubuh korban, sehingga korban mulai risih.
Puncaknya, korban berteriak ketika akan diperlakukan tak senonoh sehingga pelaku emosi dan menempleng korban.
"Korban takut dan menangis sambil wajahnya ditundukkan ke arah pahanya.
Di saat korban menunduk itu, pelaku kabur sambil menggondol HP korban.
Korban bingung karena tak berani mengejarnya dan lapor ke polres.
Untuk menangkap pelaku, petugas melacak dari FB-nya," pungkasnya.