"Kebetulan sekolahnya kebanjiran, tetapi semua siswanya sangat bersemangat untuk memperingati kemerdekaan."
"Upacaranya tetap diadakan dengan hikmat," jelas siswa tersebut.
Jumeri menjelaskan, sekolahnya memang berada di lokasi yang rawan banjir.
"Airnya itu kiriman dari hulu Sungai Katingan, jadi hujannya itu bukan di daerah situ."
"Lokasi sekolahnya itu memang rawan banjir, tapi saat pengumuman (diminta upacara) sekolahnya belum banjir."
"Hari Seninnya baru banjir, waktu malam airnya naik," terang Jumeri.
Baca: PNS Tiba-tiba Berlutut di Depan Bupati Aceh Utara setelah Upacara, Menangis Minta Ini untuk Istrinya
Baca: Kepala Dinas di Lampung Ditemukan Tewas Tergeletak di Toilet setelah Upacara 17 Agustus
Baca: Profil Kolonel Inf M Imam Gogor, Komandan Upacara HUT 75 RI di Istana, Suka Nasi Putih serta Kecap
Mengenai pelaksanaan upacara di tengah pandemi Covid-19, para murid dan guru tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Kegiatan upacara diikuti seluruh siswa-siswi beserta guru-gurunya."
"(Peserta upacara) diwajibkan menggunakan masker, dan cuci tangan."
"Dan tempat sekolah kami pun terletak di zona kuning," kata Jumeri.
Ia pun tak menyangka, fotonya itu bisa diunggah ulang oleh akun Instagram lain.
"Saya senang saja gitu, dan semoga informasi yang saya kasih enggak salah," pungkasnya.
Baca: Serunya Keluarga Zaskia Adya Mecca Gelar Upacara dan Lomba 17 Agustus di Rumah
Baca: PKB-PPK Gelar Upacara Peringatan Kemerdekaan RI Secara Daring
Baca: Presiden Pilih Pakaian Adat Timor Tengah Selatan Saat Upacara Bendera, Apa Makna dan Filosofinya?
(Tribunnews.com/Nuryanti)