Pada kesempatan itu, IYA mengakui latihan susur sungai pada dasarnya dilaksanakan untuk pengenalan karakter.
"Supaya mereka bisa memahami sungai, kemudian anak sekarang kan jarang yang main disungai atau menyusuri sungai, jadi kita kenalkan, ini lo sungai"
Saat ditanya awak media apakan siswa SMPN N Turi berjalan di tengah sungai saat susur sungai?
IYA mengatakan para siswa tidak berjalan di tengah Sungai.
"Tidak mereka berjalan di pinggir"ujarnya didampingi polisi.
Sedangkan disinggung kenapa tak menggunakan alat bantu pengaman saat susur sungai.
Tersangka mengatakan karena waktu itu air cuma selutut dan cuaca belum seperi saat kejadian.
"Pukul 13.30 saya berangkatkan cuaca masih belum hujan, saya ikuti saya cek di atas, di jembatan itu air juga tidak deras, kemudian saya kembali ke tempat pemberangkatan,"ujarnya.
Namun alam berkata lain, setelah itu air datang dari atas kemudian menerjang para siswa yang berjalan di sungai Sempor.
Sebagian selamat namun ada juga tak terseret arus sungai Sempor.
Warga yang berada di sekitar lokasi ikut terjun membantu menyelamatkan para siswa, satu diantaranya adalah Mbah Diro
Meski usianya tak muda, Sudiro (71) terjun ke Sungai Sempor untuk menolong siswa SMPN 1 Turi yang hanyut saat susur sungai, Jumat (22/02/2020) lalu.
Pada saat kejadian, warga Dukuh, Donokerto, Turi tersebut sedang membersihkan makam yang tak jauh dari Sungai Sempor.
Ia mendengar teriakan siswa-siswa dari kejauhan.