TRIBUNNEWS.COM - YouTuber Yusi Fadila mengungkap langkah yang ia ambil setelah kejadian yang dialaminya di Pelabuhan Punggur, Batam, Kepulauan Riau.
Sebelumnya, diketahui dari unggahan akun Instagram Yusi, food vlogger tersebut sempat dicegat oleh sejumlah sopir taksi konvensional di Pelabuhan Punggur, Selasa (25/8/2020) lalu.
Hal itu lantaran mobil yang ia gunakan untuk menjemput teman-temannya pernah terdaftar sebagai angkutan online.
Baca: VIRAL Dikira Driver Taksi Online, YouTuber Dicegat di Pelabuhan Punggur Batam, Ini Pengakuannya
Kepada Tribunnews.com, Yusi mengatakan, mobilnya tersebut memang merupakan mobil bekas yang baru ia beli sekitar dua minggu yang lalu.
Meskipun telah menunjukkan bukti-bukti bahwa dirinya bukan driver taksi online, menurut Yusi, ia tetap dilarang untuk menjemput teman-temannya keluar dari pelabuhan.
Yusi menyebutkan, setelah kejadian tersebut, ia langsung mengurus mobilnya supaya tidak lagi dipermasalahkan.
"Besok paginya saya langsung ke Samsat. Kalau bisa menghindari percekcokan kenapa nggak, gitu kan? Daripada ribut," kata Yusi pada Tribunnews.com, Kamis (27/8/2020).
"Saya langsung ngurus semuanya dari balik nama, ganti plat, gitu lah biar nggak bermasalah, karena kan kita nggak tahu cara mereka mengecek online-nya itu seperti apa, kita ambil amannya aja," sambungnya.
Sementara itu, Yusi menjelaskan, ia membagikan pengalamannya tersebut tanpa bermaksud untuk menjatuhkan pihak manapun.
Baca: Viral Video Pesan untuk Istri Kedua Ayah, Perempuan Ini Semangati Anak dari Keluarga Broken Home
Yusi berharap, dengan mengetahui kejadian yang dialaminya, masyarakat bisa lebih memahami aturan-aturan yang ada di antara taksi konvensional dan taksi online.
"Tujuan aku mem-posting itu bukan untuk menjatuhkan salah satu pihak ya, tapi lebih kepada mengedukasi," ujarnya.
"Itu kan banyak yang nggak tahu tentang peraturan taksi konvensional sama taksi online itu seperti apa, banyak masyarakat yang tidak tahu, kan? Apalagi kejadiannya seperti ini."
"Maksudnya, bukan kita yang narik, bukan kita online, kita beli mobil, mobilnya mobil bekas, terdaftar di online dan ternyata itu bermasalah," sambung Yusi.
Oleh karena itu, Yusi menambahkan, dirinya juga berharap kejadian yang dialaminya bisa menjadi pelajaran bagi banyak orang.
"Jadi ini bisa juga untuk menginformasikan, mengedukasi supaya kejadian seperti ini tidak lagi terulang."
"Beli mobil bekas ya dicek benar-benar, terdaftar di online atau nggak, kalau terdaftar ya diurus benar-benar gimana caranya biar nggak terjadi kejadian kayak gitu, atau langsung ganti plat," terang Yusi.
Viral di Media Sosial
Sebelumnya, kejadian yang dialami Yusi di Pelabuhan Panggur tersebut sempat viral di media sosial.
Dalam unggahan videonya di akun Instagram pribadinya, Yusi tampak dikerumuni oleh sejumlah orang yang diduga sebagai sopir taksi konvensional.
Yusi kemudian terdengar menanyakan, apa salahnya.
Seorang laki-laki juga terdengar turut menanyakan apa yang dipersoalkan oleh para sopir taksi konvensional tersebut terhadap Yusi.
"Sekarang gini, Pak, itu mobil kan dari orang, beli dari orang, kalau udah terdaftar dari sananya kan kami nggak tahu," ujar laki-laki tersebut dalam video di akun Instagram @yusifadila96, yang dikutip Tribunnews.com pada Kamis (27/8/2020).
Baca: VIRAL Video Warganet Kirim Pesan untuk Istri Kedua sang Ayah, Akui Jarang Bertemu: Sangat Rindu Ayah
Seorang sopir taksi kemudian menjelaskan bahwa Yusi memang tak bersalah.
Namun, ia menegaskan, mobil Yusi yang terdaftar online tersebut menjadi masalah apabila masuk ke wilayah pelabuhan.
"Iya, yang ada masalahnya itu mobilnya online, bukan orangnya. Orangnya, kalian ini, nggak salah," jelas seorang sopir taksi.
"Tahu aku itu mobilmu kau beli. Mobilmu itu terdaftar online, (di) aplikasi. Siapapun yang dijemput di sini, jangankan kawan dia, bapaknya pun nggak bisa dijemput di sini kalau naik mobil itu, kecuali mobil dia nggak terdaftar online, karena online sama taksi konvensional itu nggak cocok. Ngerti?" ujarnya lagi.
Video yang diunggah Yusi di akun Instagramnya itu pun menuai banyak respons warganet.
Hingga Kamis (27/8/2020) malam, video tersebut telah ditayangkan lebih dari 176 ribu kali dan disukai lebih dari 15 ribu orang.
Baca: Viral Video Pendaki Bawa Sound Portable, Pegiat Konservasi Ingatkan Apa Esensi Mendaki Gunung
Mengenai kejadian yang baru saja dialaminya tersebut, Yusi menilai, seharusnya ada aturan yang lebih jelas dalam menangani kejadian-kejadian serupa.
Ia pun berharap, permasalahan seperti yang dialaminya ini dapat diselesaikan tanpa kekerasan.
Selain itu, menurut Yusi, akan lebih baik apabila satu orang saja yang memberi teguran ketika ada kejadian serupa ke depannya.
"Mungkin bisa ngasih tahu dengan satu orang saja yang datang, memberi tahu baik-baik, kalau sudah terbukti nggak online, ya udah lah lepasin gitu."
"Kalau memang terbukti online, ya silakan mereka selesaikan sesuai perjanjian mereka seperti apa,
jadi jangan langsung gruduk-gruduk gitu, kan nggak semua orang nyaman seperti itu," kata Yusi.
Tanggapan Dinas Perhubungan Kepulauan Riau
Pelaksana tugas (Plt) Kadishub Kepulauan Riau, Junaidi, buka suara soal kisruh antara taksi konvensional dengan Yusi Fadila yang disangka driver online.
Menurutnya, aplikator seharusnya menonaktifkan mobil tersebut sebagai taksi online ketika terjadi jual beli ke pemilik baru.
"Kalau dilihat, ini dari aplikatornya kenapa saat peralihan mobil tidak menonaktifkan."
"Jangan sampai ada miskomunikasi seperti itu, kan jadi membuat gaduh," ujar Junaidi, seperti yang diberitakan TribunBatam.id, Rabu (26/8/2020).
Junaidi memastikan akan segera berkoordinasi dengan aplikator agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
Baca: VIRAL Driver Ojol Kehilangan Motor karena Dihipnotis, Pakar Hipnoterapi Berikan Penjelasan Ilmiah
Selain itu, Junaidi juga mengaku telah menghubungi pengurus taksi konvensional.
"Tadi saya sudah telepon dan bilang kalau bisa menanyakan dengan baik-baik."
"Jangan dikerumunkan gitu. Lebih baik menyelesaikan secara persuasif," ungkapnya.
Junaidi menambahkan, pertemuan antara perwakilan taksi konvensional dan driver online pernah dilakukan sebelum pandemi Covid-19.
Namun, menurutnya, hingga saat ini masih tahap konsolidasi serta perumusan agar peristiwa tersebut tidak terjadi lagi di Kota Batam.
Pihaknya akan mengagendakan kembali pertemuan itu dalam waktu dekat.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta, TribunBatam.id/Endra Kaputra)