TRIBUNNEWS.COM - Niat Muhammad Andi Pangestu (22) untuk memiliki sepeda motor dari hasil keringat sendiri akhirnya tercapai setelah menabung sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
Uang logam yang dikumpulkan Andi selama delapan tahun dari hasil membantu ibunya berdagang sedikit demi sedikit ditabung pemuda ini hingga akhirnya terkumpul sebesar Rp 10 juta.
Karena uang logam itu terlalu banyak, Andi pun membawanya dengan menggunakan karung untuk membeli sepeda motor jenis Honda Supra GTR 150 di Astra Motor Sukarami Palembang.
Andi mengatakan, motor impiannya itu ia beli seharga Rp 24.650.000 secara tunai. Sementara itu, sisanya ia bayar dengan menggunakan uang kertas.
"Tadi dihitung selama lima jam. Uang yang saya bawa pakai karung totalnya Rp 10 juta hasil tabungan sejak SMP. Sisanya saya bayar pakai uang kertas," kata Andi, Jumat (28/8/2020).
Menurut Andi, ia secara sabar mengumpulkan uang itu agar tak membebani orangtuanya untuk membeli sepeda motor meskipun harus menabung cukup lama.
"Saya puas beli sendiri karena tak menyusahkan orangtua. Setiap hari uang ini saya tabung hasil membantu ibu di warung," ujar mahasiswa Tridinanti Palembang ini.
Motor jenis Honda GTR dipilih Andi karena memiliki desain sporty serta memiliki kapasitas mesin 150 cc dengan enam speed. Nantinya motor tersebut akan menemani pemuda ini selama beraktivitas di kampus.
"Ini juga saya gunakan untuk bantu ibu belanja ke pasar untuk kebutuhan di warung," ujarnya.
Marketing Head Astra Motor Sumatera Selatan, Julius Armando, pun membenarkan bahwa Andi telah membeli motor Honda GTR 150 dengan uang logam.
"Proses penghitungan memakan waktu lima jam. Namun, hal itu tidak masalah, konsumen bisa membayar dengan metode apa pun dan akan tetap kami layani," kata Julius.
Nabung 8 tahun
Muhammad Andi Pangestu (22) salah satu mahasiswa di Palembang, Sumatera Selatan yang membeli motor jenis Honda GTR 150 dengan menggunakan uang logam satu karung mengaku akan menggunakan kendaraannya tersebut untuk ke pasar membantu sang membeli barang kebutuhan di warung.
"Selain ke kampus saya juga akan gunakan untuk membantu ibu ke pasar membeli kebutuhan di warung," kata Andi melalui telepon ke Kompas.com, Kamis (27/8/2020).
Andi telah delapan tahun lamanya menabung menggunakan uang logam yang ia kumpulkan sejak duduk di bangku SMP.
Dalam sehari, ia biasa mengumpulkan uang logam kisaran Rp 7.000 dari hasil membantu ibunya di warung.
Delapan tahun menabung, uang logam satu karung pun telah berjumlah Rp 10 juta.
Dengan jumlah tersebut, uang itu ia gunakan untuk membeli motor Honda GTR 150 di dealer Astra Motor Sukarami Palembang.
"Motor ini harganya Rp 24.650.000. Sisanya saya bayar pakai uang kertas," ujar mahasiswa semester tujuh ini.
Marketing Head Astra Motor Sumatera Selatan Julius Armando mengatakan, mereka membutuhkan waktu sekitar lima jam untuk menghitung secara sabar uang logam yang dibawa oleh Andi secara bersama-sama.
"Proses penghitungan memakan waktu lima jam. Namun hal itu tidak masalah, konsumen bisa membayar dengan metode apapun dan akan tetap kami layani," kata Julius.
• Pulau Jawa Tertinggi Perceraian Imbas Corona: Mayoritas Gugatan Istri & Aplikasi Permudah Urus Cerai
• Lesty Kejora Masuk RS, Ayah Ceritakan Kronologi Sakitnya Sang Putri: Dari Seminggu Lalu Udah Ngeluh
• Polisi Akan Hentikan Penyidikan Kasus Lurah Saidun yang Mengamuk di SMAN 3 Tangsel
• Over Stay, 44 WNA Diamankan Imigrasi Jakarta Pusat
• Satu RW di Kabupaten Tangerang Jadi Klaster Covid-19, Sebagian Warganya Sudah Sembuh
5 jam dihitung
Mahasiswa Universitas Tridinanti Palembang, Muhammad Andi Pangestu akhirnya dapat membeli sepeda motor impiannya sendiri tanpa harus menyusahkan orangtua.
Menariknya, uang yang digunakan untuk membeli sepeda motor tersebut menggunakan sekarung uang logam.
Setelah dihitung selama hampir lima jam dengan pihak dealer, uang logam yang dibawa Andi tersebut mencapai total Rp 10 juta.
Menurut Andi, uang tersebut merupakan hasil tabungannya yang dilakukan sejak duduk dibangku SMP.
"Tadi dihitung selama lima jam. Uang yang saya bawa pakai karung totalnya Rp 10 juta hasil tabungan sejak SMP," kata Andi, Jumat (28/8/2020).
Uang tersebut, lanjut Andi, dibelikan sepeda motor jenis Honda Supra GTR 150 di Astra Motor Sukarami Palembang.
Adapun motor impiannya tersebut dibeli seharga Rp 24.650.000 secara tunai.
Sedangkan kekurangan dibayar oleh Andi dengan menggunakan uang kertas.
Meski untuk mendapatkan sepeda motor itu perlu perjuangan dan waktu yang lama, Andi mengaku cukup puas. Sebab, uang yang digunakan merupakan hasil keringatnya sendiri.
Andi mengaku, sepeda motor itu nantinya digunakan untuk kuliah dan membantu ibunya belanja di pasar.
"Saya puas beli sendiri karena tak menyusahkan orangtua. Setiap hari uang ini saya tabung hasil membantu ibu di warung," ujarnya.
Sementara itu Marketing Head Astra Motor Sumatera Selatan, Julius Armando mengatakan, proses penghitungan uang logam yang dibawa Andi membutuhkan waktu selama lima jam.
Meski demikian, ia tidak mempersoalkannya dan konsumen bisa membayar dengan metode apapun.
"Proses penghitungan memakan waktu lima jam. Namun, hal itu tidak masalah, konsumen bisa membayar dengan metode apa pun dan akan tetap kami layani," kata Julius. (Kompas.com)