News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muncul Paguyuban Tunggal Rahayu di Garut Mirip Sunda Empire, Janji akan Lunasi Utang Pengikutnya

Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Bakesbangpol Garut menunjukkan dokumen pengajuan izin Paguyuban Tunggal Rahayu yang berlogo burung Garuda, Jumat (4/9). Paguyuban Tunggal Rahayu disebut mirip dengan Sunda Empire dan telah merambah hingga Majalengka.

TRIBUNNEWS.COM- Paguyuban Tunggal Rahayu yang berpusat di Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut disebut mirip dengan Sunda Empire.

Paguyuban tersebut menjanjikan akan mencairkan uang di Bank Swiss utuk anggotanya.

Utang para pengikutnya pun akan dibayar lunas.

Tak hanya di Garut, Paguyuban Tunggal Rahayu sudah menyebar ke berbagai daerah.

Salah satunya berada di Majalengka.

Anggotanya saat ini diperkirakan telah mencapai ribuan.

Pimpinan paguyuban juga menjanjikan akan mencairkan uang yang tersimpan di Bank Swiss untuk dibagikan kepada anggotanya.

Saat ini masyarakat di Caringin sudah melakukan penolakan.

Kepala Bakesbangpol Garut, Wahyudijaya, mengatakan jika paguyuban tersebut sempat datang ke kantornya beberapa waktu lalu.

Mereka ingin mengajukan perizinan organisasi tersebut.

Baca: Sidang Kasus Sunda Empire, Hakim: Apakah Kejaksaan Negeri di Bawah Kekuasaan Sunda Empire?

Baca: Penggali Kubur Temukan Tumpukan Uang Koin Kuno Kerajaan Inggris di Pidie Jaya

"Setelah berbincang, ada beberapa kejanggalan yang saya tangkap. Makanya sampai sekarang, izin belum dikeluarkan," ucap Wahyu di kantornya, Jumat (4/9/2020).

Menurut Wahyu, aktivitas paguyuban itu tengah ditelusuri.

Dalam logo paguyuban, mereka berani menggunakan burung Garuda sebagi simbol organisasinya.

"Padahal Garuda itu sudah jadi simbol negara. Ada beberapa perbedaan yang diubah oleh mereka," katanya.

Dalam logo itu, kepala burung Garuda dibuat menghadap ke depan.

Sedangkan tulisan Bhinneka Tunggal Ika, ditambah dengan kata Nata Logawa.

"Saya sempat tanyakan kejanggalan ini kepada mereka. Namun perwakilan paguyuban yang datang tak bisa menjelaskan. Bahkan kelengkapan administrasi tak bisa ditunjukkan," ucapnya.

Wahyu menambahkan, informasi dari Camat Caringin aktivitas paguyuban itu baru sebatas melakukan pengajian seminggu sekali.

Anggota paguyuban tak hanya berasal dari Kecamatan Caringin.

Namun sudah merambah luar kota.

"Pimpinan paguyuban menjanjikan ke pengikutnya kalau mempunya utang nanti akan dilunasi. Menunggu uang dari bank Swiss cair," ujarnya.

Sepintas, paguyuban ini mirip dengan organisasi Amalillah yang beberapa tahun lalu juga sempat menghebohkan Garut.

Terkait adanya iuran anggota, Wahyu juga belum mengetahuinya.

"Dari Bakesbangpol Majalengka juga sempat datang. Soalnya di sana juga sudah banyak anggotanya. Sudah ada ribuan di Majalengka," ucapnya.

Di Majalengka, kegiatan Paguyuban Tunggal Rahayu berpusat di kampung halaman Bupati Majalengka.

Keberadaannya pun sudah menimbulkan keresahan.

"Kami harap tidak mudah tergiur dengan janji yang tak pasti. Seperti pencairan uang di bank Swiss. Makanya staf kami terus telusuri," katanya.

(Tribun Jabar/Firman Wijaksana)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul "Heboh Paguyuban Tunggul Rahayu di Garut, Disebut Mirip Sunda Empire, Janjikan Uang dari Bank Swiss"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini