Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Konflik dua kubu di Keraton Solo kembali memanas setelah terjadi percekcokan antara dua kubu.
Adu mulut di internal Keraton Kasunanan Solo Hadiningrat ini bahkan sempat beredar dan viral di media sosial (medos).
Adapun cekcok melibatkan dua kubu yakni, Lembaga Dewan Adat (LDA) dan kubu Raja Paku Buwono XIII.
Saat itu terjadi ketika peringatan berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ke-275 yang digelar 1 September 2020 oleh LDA di Pagelaran Keraton Solo.
Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum LDA Keraton Solo, KPH Eddy Wirabhumi menjelaskan acara itu diikuti kerabat, sentana, dan abdi dalem Keraton Solo.
Kala itu acara sudah memasuki pengumandangan tahlil dan zikir.
Baca: Sosok Suami Reisa Broto Asmoro, Pangeran dari Keraton Solo, Pernah Berjualan untuk Biayai Demo 98
Tiba-tiba orang yang mengaku utusan raja bernama Widodo datang di tengah acara berlangsung.
"Kita menyelenggarakan acara di situ lalu dia datang, pas dia datang saya bilang pak Widodo mau ikut? Monggo kalau mau ikut," kata Eddy kepada TribunSolo.com, Selasa (15/9/2020).
Tawaran Eddy ditelan mentah-mentah oknum tersebut dan mempersoalkan izin penyelenggaraan acara.
Oknum itu bahkan mengaku diberi kuasa Paku Buwono XIII.
Baca: Keraton Solo Tunda Tingalan Dalem Jumenengan Paku Buwana XIII
"Tidak mau ikut, dia tanya diadakan di sini bagaimana, izinnya siapa, ini kok dibuka bagaimana," ujar dia.
"Saya jelaskan, yang menutup kami juga. Kalau kami buka nanti akan kami tutup lagi. Tapi dia bilang, tidak bisa, saya penguasa yang diberi kuasa Sinuhun," tambahnya.
Eddy menuturkan pihaknya telah mengantongi izin dari Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, dan Polres.
"Izin dari Satuan Tugas sudah, pemberitahuan Polres sudah. Makanya kemarin ada TNI-Polri berjaga," tuturnya.
Baca: Fakta-fakta Viralnya Sarjana Penjual Nasi Sayur di Alun-alun Kidul Keraton Solo
Kisruh Berlanjut Kubu LDA vs Paku Buwana XIII
Cekcok antara kubu LDA dan Paku Buwono XIII kembali terjadi, Jumat (11/9/2020).
Itu dipicu pemasangan tiang baliho di Sitihinggil Kidul Alun-Alun Selatan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Kali ini, cekcok melibatkan Ketua LDA, GKR Wandansari Koes Murtiyah (Gusti Moeng) dengan Paku Buwono XIII.
"Paginya ada orang yang mau masang itu. Sudah diingatkan gusti tapi agak ngeyel," jelas Eddy.
Gusti Moeng kemudian meminta supaya dirinya bisa bertemu langsung dengan Paku Buwono XIII untuk mendiskusikan hal itu.
"Gusti bilang, gini saja aku tolong dipertemukan dengan Sinuhun, tak matur beliau," terang Eddy.
Pemasangan tiang baliho kemudian dihentikan sebelum waktu Salat Jumat.
"Diupayakanlah pertemuan itu, terus akhirnya berhenti. Kejadiannya hari Jumat sebelum Jumatan. Ternyata setelah jumatan informasinya masang lagi," tuturnya.
Itupun membuat Gusti Moeng kembali turun ke lokasi pemasangan dan saat itulah didapati Paku Buwono XIII berada di lokasi.
"Sebetulnya, gusti ingin ketemu di Sasana Putra tapu ketemunya di situ terjadilah dialog," ucapnya.
Pemasangan baliho itu dipermasalahkan lantaran tidak sesuai dengan ketentuan Benda Cagar Budaya.
"Gusti sudah komunikasi dengan Balai Pelestari Cagar Budaya sebetulnya boleh asal tidak permanen dan tidak di titik itu," ujar Eddy.
"Hasilnya tetap dipasang sampai sekarang," tandasnya. (Adi Surya Samodra)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Konflik di Keraton Solo Kembali Pecah, Cekcok Antara Kubu LDA vs Kubu Raja PB XIII Dua Kali Terjadi