News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2020

Kisah Undunsyah, Anak Nelayan yang Jadi Bupati dan Maju di Pilgub Kaltara

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Undunsyah saat blusukan menemui warga masyarakat.

TRIBUNNEWS.COM, KALTARA - Siapa bilang anak nelayan dan petani tak bisa jadi pejabat daerah?

Meski hidup di tengah keterbatasan, Undunsyah bisa menjadi bupati pertama di Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Ya, siapa yang menyangka kalau Bupati Tana Tidung Undunsyah ini ternyata merupakan anak dari pasangan nelayan dan petani.

Meski tidak hidung bergelimang harta, Undunsyah terus berjuang dan mampu membuktikan bahwa anak seorang nelayan pun bisa jadi bupati.

Dilansir dari Wikipedia, Undunsyah lahir di Desa Muara Kabupaten Bulungan Salimbatu, salah satu wilayah kecil di Kalimantan Utara.

Undunsyah menghabiskan masa kecilnya di desa kecil itu hingga akhirnya berpindah ke Kota Tarakan dan tinggal bersama kakek-neneknya.

Bupati Tana Tidung Undunsyah bersama istrinya Umi Suhartini, usai dilantik di Gedung Wanita Jalan Serindit Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Rabu (17/1/2016). (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO)

Undunsyah adalah Bupati Tana Tidung pertama.

Ia ditetapkan sebagai bupati Tana Tidung terpilih untuk masa jabatan 2010–2015 oleh KPU Tana Tidung pada tanggal 30 Desember 2009 2009 setelah memenangkan Pilkada Tana Tidung 2009.

Ia berpasangan dengan wakil bupati Markus Yungking.

Undunsyah dilantik sebagai bupati Tana Tidung bersama dengan Markus Yungking sebagai wakil bupati Tana Tidung pada tanggal 16 Januari 2010.

Kemudian ia dan Markus kembali terpilih sebagai bupati dan wakil bupati Tana Tidung periode 2016-2021 setelah memenangi Pilkada yang digelar pada 9 Desember 2015 dan keduanya dilantik pada pelantikan serentak tanggal 17 Februari 2016 di Bulungan.

Terlahir dari keluarga yang bisa dikatakan miskin, Undunsyah jarang sekali merasakan kenikmatan dan kemudahan dunia seperti anak-anak mampu pada umumnya.

"Kami adalah keluarga kalau saat ini mungkin keluarga miskin. Secara ekonomi kehidupan keluarga hanya mengharapkan dari bapak seorang nelayan dan seorang petani," kata Undunsyah dalam sebuah wawancara di kanal Youtube.

Undunsyah menceritakan bahwa kehidupannya waktu kecil sangat miskin, sebab ia dan keluarganya hanya mengandalkan penghasilan sang Ayah yang bekerja sebagai nelayan.

Dengan penghasilannya yang pas-pasan sebagai nelayan, sang ayah pun harus menghidupi 7 anaknya, termasuk Undunsyah.

Kemudian sang ayah pun meninggal dunia saat Undunsyah berusia sekitar 16 tahun.

Dengan kepergian sang ayah, hal itu membuat Undunsyah dan keenam saudaranya harus memutar otak untuk memikirkan bagaimana caranya bertahan hidup.

"Sekitar 78 itu orang tua saya yang laki-laki meninggal, setelah meninggal mau tidak mau, kan tulang punggung keluarga kepada kakak seluruhnya dan kami sebagai adik-adik pun membantu juga dengan serabutan apapun," ungkapnya.

Baca: KPU Tak Punya Sekjen, Pemerintah Paksakan Pilkada dalam Kondisi tak Optimal

Pria kelahiran 27 Februari 1962 itu juga mengungkapkan kisahnya tentang bagaimana awal motivasi semangat merubah nasibnya untuk lebih baik.

Undunsyah menanamkan motivasi dalam dirinya bahwa satu-satunya cara untuk mengubah nasib kehidupan adalah berawal dari alam bawah sadar, bahwa pendidikan menjadi fundamental yang amat penting.

"Jadi satu-satunya cara untuk saya, selalu punya pedoman bahwa ingin mengubah nasib kita itu adalah kita sendiri. Untuk meningkatkan status sosial, kita harus bicara masalah Pendidikan," kata dia.

Kala itu pada tahun 1983, Undunsyah hanya memiliki uang Rp95 ribu dan memberanikan diri untuk menempuh perjalanan selama 3 hari 3 malam dari Tarakan menuju Kota Samarinda untuk mengikuti tes masuk perkuliahan.

Padahal saat itu penerbangan sudah banyak, namun apa daya karena Undunsyah hanya memiliki modal yang sangat minim tak seperti remaja-remaja pada umumnya.

"Ini yang saya kejar, dengan keterbatasan ekonomi ke saya dulu dibekali hanya uang Rp 95 ribu, saya kuliah dari Tarakan ke Samarinda itu naik kapal laut demi meraih cita-cita," jelasnya.

Berselang waktu kemudian, Undunsyah lulus masuk di sebuah universitas ternama di Samarinda, ia pun menjadi mahasiswa berprestasi hingga pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan dan jadi salah satu pengurus di PMII Samarinda.

"Saya jadi di Senat. Saya juga pernah jadi salah satu pengurus di PMII Samarinda, jadi semua aktivitas ini karena untuk mempertahankan hidup," jelasnya.

Kini, Undunsyah telah membuktikan bahwa anak seorang nelayan dan petani bisa menjadi bupati.

Bahkan, ia kini maju dalam Pemilihan Gubernur ( Pilgub) 2020 bersama Udin Hiangio.

Seperti diketahui Udin Hiangio dan Undunsyah mendaftar menjadi Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltara di Tanjung Selor, Minggu 6 September 2020.

Sudah Ajukan Cuti

Dilansir  dari TribunKaltim.com, Gubernur Kalimantan Utara ( Kaltara ), Irianto Lambrie, mengatakan telah mengusulkan calon pejabat sementara atau Pjs Bupati Tana Tidung.

Pengusulan Pjs Bupati Tana Tidung, karena bupati saat ini, Undunsyah, maju di Pilgub Kaltara 2020.

Bukan hanya itu, Wakil Bupati Tana Tidung, Markus juga bertarung di Pilkada Tana Tidung 2020.

Undunsyah-Markus telah mengajukan cuti kepada gubernur Kaltara, selama masa kampanye Pilkada serentak.

Berdasarkan PKPU Nomor 5 Tahun 2020, tentang tahapan Pilkada serentak, masa kampanye dilaksanakan mulai 26 September sampai 5 Desember 2020.

"Susana ada tiga nama yang kita usulkan ke Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Sebenarnya bisa saja satu nama, tetapi kita ikut sesuai aturan, nanti dipilih oleh Mendagri," kata Irianto Lambrie, kepada TribunKaltim.co, Kamis (10/9/2020).

Saat ditanya ketiga calon Pjs itu, Irianto masih enggan membeberkannya.

Yang jelas kata dia, ketiga calon Pjs itu, berasal dari lingkungan Pemprov Kaltara.

"Nanti kita tunggu aja, siapa yang dipilih,'' ujarnya.

Sementara itu, kata dia, jika hanya bupati yang bertarung, maka wakil bupati yang bakal bertindak selaku pelaksana tugas ( Plt). Surat Keputusan ( SK) Plt, bakal diteken oleh Gubernur Kaltara.

"Sebelum tanggal 26 September atau masa cuti, Pjs itu sudah bisa diketahui," tuturnya.

Sementara itu, Undunsyah mengatakan proses pengajuan cutinya telah berproses. "Selama kampanye saya cuti. Setelah kampanye kembali lagi bertugas, karena regulasinya memang seperti itu," ujar Undunsyah.

Di Pilgub Kaltara 2020, Undunsyah akan mendampingi Udin Hianggio, yang saat ini selaku calon gubernur.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kisah Undunsyah, Anak Nelayan yang Maju di Pilgub Kaltara 2020, 3 Hari Naik Kapal Laut demi Kuliah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini