Matius dan istrinya terus menguatkan Maria agar mengikhlaskan yang sudah terjadi.
"Selama masih hidup kita harus bertahan, ujian datang silih berganti, kita harus kuat meski mengalami duka, karena bagaimanapun hidup harus terus berjalan," kata Matius Olla.
Ketiga jenazah saat ini sudah dimakamkan di Gunung Selipsi Kampung 1 Tarakan.
Sebelumnya mereka akan diterbangkan ke Kabupaten Sikka, NTT, untuk dikebumikan di sana.
"Ada kendala dana sehingga hari ini kami lakukan upacara pemakaman di Tarakan saja, kami menggelar ibadah sampai malam. Puji Tuhan semua proses pemakaman berjalan lancar," katanya.
Sebelumnya diberitakan, tanah longsor terjadi di empat titik kota Tarakan, Kalimantan Utara pada Senin (28/9/2020) dini hari.
Akibat peristiwa ini 11 orang tewas.
Kepala Basarnas Kota Tarakan Amiruddin mengatakan, longsor terjadi di RT 17 Juata Permai, Kampung 1 Skip, Kawasan Gunung Selatan, dan RT 19 Karang Anyar.
Longsor di RT 17 Juata Permai menyebabkan empat orang tewas, tiga orang tewas di kampung 1 Skip, tiga tewas di Gunung selatan, dan satu orang tewas di Karang Anyar.
"Dua di antaranya merupakan bayi kembar laki laki yang baru berusia 10 bulan," kata Amiruddin saat dihubungi Kompas.com.
Menurut Amiruddin, titik yang terjadi longsor memang memiliki kontur tanah labil dan tidak memiliki bebatuan.
"Peristiwa tersebut terjadi pada dini hari saat hujan lebat di waktu para korban terlelap, sehingga mereka tidak bisa menyelamatkan diri," sebutnya.
(Kontributor Nunukan, Ahmad Zulfiqor)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duka Ibu Bayi Kembar Korban Longsor Tarakan, Rencana Pesta Ulang Tahun Pupus"