TRIBUNNEWS.COM - Bentrokan terjadi saat demo tolak UU Cipta Kerja di halaman gedung DPRD Provinsi Sumsel
Seorang pedagang siomay bernama Galih (19) bahkan menjadi korban kericuhan.
Barang dagangan dan gerobak Galih hancur tak tersisa.
Saat kejadian itu, Galih bahkan sempat pingsan lantaran panik terkena gas air mata.
Sejumlah fasilitas umum dan kendaraan dinas polisi pun hancur.
"Saya lagi jualan di dekat pintu masuk depan DPRD, terus tiba-tiba ricuh dan banyak yang mendorong gerobak saya karena berusaha lari. Soalnya tadi banyak sekali lemparan batu," kata Galih menceritakan kejadian mengejutkan yang baru saja menimpanya, Kamis (8/10/2020).
Apalagi riwayat penyakit asma yang dimilikinya, semakin memperparah situasi Galih saat bentrokan terjadi.
"Untungnya saya ditolong sama beberapa mahasiswa yang pakai baju kemeja hijau. Saya dibopong sama mereka, dibawa ke tempat aman. Kalau tidak, mungkin saya sudah meninggal karena terinjak-injak," ujarnya.
Baca: Detik-detik Mobil Polisi Dibakar saat Demo Tolak UU Cipta Kerja di Medan, Kendaraan Habis Terbakar
Baca: Saksikan Aksi Demo Mahasiswa di Kupang, Seorang Ibu Menangis: Saya Salut, Ini untuk Masyarakat
Baca: Ricuh Aparat dan Mahasiswa Pecah saat Demo Tolak UU Cipta Kerja, Massa Bar-bar Hendak Memalang Truk
Sejak satu tahun terakhir, pria asal Kebumen Jawa Tengah itu merantau di kota Palembang dan menjadi pedagang siomay keliling dengan upah Rp. 80 ribu perhari.
Kini Galih sedang begitu bingung lantaran harus mempertanggung jawabkan gerobak dagangan yang hancur kepada atasannya.
Diperkirakan kerugian yang dialaminya mencapai hingga Rp. 3 juta.
"Saya mau minta ganti sama siapa. Pasti juga kena marah bos," ujarnya.
"Ini pertama kalinya saya jualan di tempat demo. Namanya pedagang, ya saya pilih tempat ramai untuk jualan. Saya lihat juga banyak kok yang jualan disini. Tidak menyangka ujung-ujungnya akan seperti ini," ujarnya dengan raut wajah sedih.
Pantauan di lapangan, tak hanya gerobak siomay dagangan Galih yang hancur tak bersisa.