News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Khawatirkan Dampak Negatif PJJ, Pemuda di Banjarnegara Bentuk Komunitas Pendidikan Saung Sahara

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Saung Sahara, komunitas pendidikan berbasis kreativitas dan bahasa asing di Desa Joho, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Menurut Ilham, para narasumber tersebut merupakan rekannya saat melaksanakan exchange program maupun international congress.

Ia mengatakan, hal itu bertujuan untuk membuat anak-anak mampu berimajinasi bahwa dirinya tinggal di dunia yang luas.

Baca juga: Fasilitas Belajar Online Masih Minim, Dion Wiyoko Apresiasi Penyaluran Donasi Bagi Anak Kurang Mampu

Selain itu juga berguna untuk memberikan pengalaman pada anak-anak dalam hal berkomunikasi dengan masyarakat luar negeri.

Diketahui, para narasumber dari luar negeri tersebut dihadirkan secara virtual melalui video conference.

"Jadi selama pembelajaran ini, kami udah undang dua narasumber, satu dari Australia dan satu dari Serbia," kata Ilham.

Saung Sahara menghadirkan sejumlah narasumber dari luar negeri secara virtual. Kegiatan itu dilaksanakan untuk melatih berbahasa asing dan membuat anak-anak mampu berimajinasi bahwa dirinya tinggal di dunia yang luas.

Ilham menambahkan, pembelajaran bahasa asing tersebut lebih difokuskan untuk level SMP hingga SMA.

Pasalnya, menurut Ilham, anak-anak berusia di bawah 10 tahun lebih baik untuk difokuskan belajar bahasa ibu.

Sementara, dalam hal pendidikan berbasis kreativitas, Saung Sahara menarget anak-anak PAUD hingga SD.

Saung Sahara, komunitas pendidikan berbasis kreativitas dan bahasa asing di Desa Joho, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Sementara itu, metode pembelajaran berbasis kreativitas dilakukan dengan menciptakan sejumlah karya seni maupun mainan dari bahan dasar yang sederhana.

"Kita buat mobil-mobilan dengan bahan dasar kardus, kertas, sesimpel itu, sehingga mereka dapat berimajinasi dan menambah kreativitasnya sendiri," jelas Ilham.

"Berbeda dengan kalau misalnya beli mainan langsung jadi gitu kan instan, cara pemikirannya instan."

"Nah kalau dia punya mainan yang bisa dia ciptakan sendiri itu beda bentuk pengembangan otaknya, jauh lebih signifikan karena berbasis kreativitas," sambungnya.

Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Ilham menjelaskan, ketika hendak membentuk Saung Sahara, pihaknya sempat berdiskusi dengan ketua RT dan lurah setempat.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini