TRIBUNNEWS.COM - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 memasuki tahapan debat publik.
Di Solo, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Calon Wali Kota Solo turut menjalani debat.
Debat Pilkada Solo 2020 digelar di The Sunan Hotel Solo pada Jumat (6/11/2020) malam.
Dalam debat tersebut, Gibran sempat nyaris terpancing emosi saat ditanya sumbangsih yang sudah dilakukan untuk Kota Solo.
Baca juga: Pesan Jokowi untuk Gibran Jelang Debat Paslon Pilkada Solo Malam Nanti, Harus Dibawa Santai
Lantas apa yang dijanjikan oleh putra Jokowi untuk membangun Kota Solo?
Berikut rangkuman janji dan aksi Gibran dalam Debat Pilkada Solo 2020 sebagaimana dirangkum Tribunnews.com, Minggu (8/11/2020):
1. Janjikan Kota Solo yang Modern dan Kreatif
Gibran menjanjikan untuk menjadikan Kota Solo sebagai kota yang modern, tangguh, kreatif, sejahtera dan bersemangat gotong royong.
Oleh karena itu, Gibran menjanjikan perbaikan UMKM yang menyasar anak muda.
"Anak muda daya saing dan UMKM bisa naik kelas teknologi digital."
"Solo bisa, warga sehat, ekonomi kuat,' ujar Gibran.
2. Tawarkan Big Data
Gibran Rakabuming Raka menawarkan big data untuk membenahi Solo menjadi kota modern dan mengatasi masalah.
Lantas apakah big data?
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, big data merupakan tata kelola data besar dalam satu kesatuan dengan terstruktur demi langkah yang cepat dan tepat untuk berbagai kepentingan.
"Dengan big data kita bisa tahu semuanya, warga mana saja," jelasnya.
Dia mencontohkan, pada zaman yang semakin modern dan digital ini tidak perlu pakai cara tradisional, di antaranya keliling ke warga jika akan menyebarkan bantuan.
"Agar lebih efesiensi 100 tepat sasaran," jelasnya.
Baca juga: Webinar TMP dengan Narasumber Gibran Rakabuming Dihadiri Puluhan Ribu Partisipan dan Penonton
Bahkan dia menerangkan, sekelas puskesmas misalnya, jika ada pasien bisa mengkorek informasi kesehatan secara rinci.
"Misalnya mengalami sakit pengapuran, saya berputar sering mendapatkan keluhan itu," aku dia.
3. Restrukturisasai Kredit dan Program Padat Karya
Gibran menyatakan untuk memulihkan dampak Covid-19, pihaknya akan melakukan restrukturisasi kredit dan program padat karya
4. Janji Libatkan Difabel dalam Pembangunan
Kaum difabel turut menjadi perhatian Gibran.
Ayah Jan Ethes ini menjanjikan untuk melibatkan difabel dalam peningkatan pariwisata Solo.
Di antaranya melalui sertifikasi bagi pemijat.
"Prinsip saya dan pak Teguh (Teguh Prakosa,-Red) semakin terbawah semakin terpuruk semakin diprioritaskan," kata Gibran.
Kaum Difabel yang berprofesi menjadi tukang pijat, misalkan bisa ikut terlibat di dalamnya.
Itupun harus melalui sertifikasi terlebih dulu.
"Selain pemijat nanti ada juga pengobatan alternatif dan juga jamu," tutur Gibran.
Itu dinilai Gibran menjadi peluang yang harus diambil.
Terlebih di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
5. Nyaris Terpancing Emosi saat Ditanya tentang Kontribusi
Dalam sesi debat, Gibran sempat nyais terpancing emosi.
Hal itu bermula saat ia mendapatkan pertanyaan tentang peran milenial dari rivalnya, Bagyo Wahyono.
"Saya hanya pengen tanya, saya mau tanya, njenengan (kamu) jargonnya milenial, lha apa yang pernah njenengan lakukan untuk pembangunan di Kota Solo tentang milenal?," kata Bagyo.
Gibran kemudian menjawab bahwa saat ini sudah era 4.0 dan disrupsi.
Karena itu, ia akan membangun kreatif art hingga hard skill dengn menyediakan fasilitas sablon, mesin jahit dan 3D.
"Juga soft skill melalui pengembangan marketing dan membantu perolehan izin usaha," aku dia.
Bahkan menurut dia, anak muda di Solo potensial dan mampu membuat ekosistem bisnis.
"Sebenarnya bukan hanya anak-anak milenail saja," jelasnya.
Namun Bagyo menyela dan tampak tak puas sehingga mempertanyakan maksud yang dijelaskan Gibran kepadanya.
"Itu nanti, apa yang sudah? Maksud saya yang sebelum ini, apa mas Gibran lakukan? sebelum ini, bukan nanti," timpal Bagyo.
Baca juga: Setelah Jadi Jurkam Gibran, Sandiaga Uno Dikabarkan Masuk Timses Bobby Nasution untuk Pilkada Medan
Gibran tampak buru-buru menjawab dengan nada tinggi sempat terpancing pertanyaan menggelitik Bagyo.
"Terima kasih Pak Bagyo," tuturnya.
"Yang sebelum ini, saya memulai usaha umur 23 tahun, di media orang tahunya saya jualan martabak," ungkap dia dengan berapi-api.
"Saya punya bisnis-bisnis lain, kalau dihitung pegawai saya banyak sekali, makanya saya nyemplung ke politik agar bisa bermanfaat untuk orang yang lebih banyak lagi," terangnya.
"Mungkin kontribusi saya belum banyak, ke depan bisa lebih lagi, mohon doanya!" papar Gibran dengan menggelegar.
6. Janjikan Sikat Narkoba
Terkait peredaran narkoba, Gibran menyatakan dirinya tidak akan memberi ruang pada peredaran narkoba jika nantinya terpilih sebagai Wali Kota.
"Ini bandar-bandar narkoba, perdagangan gelap narkoba di Solo ini, harus disikat!" kata Gibran.
Penindakan peredaran narkoba, lanjut Gibran, bakal dimulai dari lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
"Tidak boleh ada aparatur sipil negara (ASN) yang masuk ke lingkaran narkoba," tegas Gibran.
Tes urine rutin menjadi satu rencana yang akan diaplikasikan guna menekan tingkat peredaran narkoba.
Bukan hanya ASN, anak-anak sekolah juga bakal menjadi sasaran program Gibran - Teguh.
Badan Narkotika Kota Solo bakal digandeng.
"Dengan kerjasama bersama dinas-dinas terkait, kita harus secara konsisten memberi edukasi kepada anak-anak sekolah tentang bahaya narkoba," ucap Gibran.
Selain tes urine, pengaplikasian program creative hub menjadi cara lain yang bakal dilakukan.
Itu supaya anak-anak muda bisa mencurahkan kreativitas mereka sehingga dapat berkarya dan menggerakan ekonomi Kota Solo.
"Membentuk ekosistem yang produktif, ekosistem bisnis yang dikomandoi anak muda, sehingga anak muda bisa terhindar dari narkoba," tandasnya.
(Tribunnews.com/Daryono) (TribunSolo.com/Adi Surya)