Di emperan toko, drama penyelamatan berlangsung selama kurang lebih 25 menit.
"Alhamdulillah bayi bisa keluar dan saya selamatkan. Saya lihat sang ibu juga sadar. Tapi lagi-lagi, bayi laki-laki keluar tidak ada tangis," sang bidan kaget.
Baca juga: 36 Bidan Meninggal Karena Covid-19, PP IBI Tekankan Pentingnya Pakai APD saat Melayani Pasien
Artinya jantung bayi harus dibantu karena Indriyani menyebut bayi mengalami hipoksia. Harus dibantu dengan rangsangan.
Namun Indriyani yang biasa menangani persalinan tetap tenang.
Dengan kemampuannya, dia segera melilitkan jarik seadanya dan menepuk punggung sang bayi.
"Alhamdulilllah, tangis bayi pun pecah dan kami sangat bersyukur."
"Bondo nekat pokoke (modal nekat pokoknya)."
"Jarik pun saya minta ibu yang biasa panggul barang di Pasar Pabean," kata Indriyani dengan mata berkaca-kaca.
Baca juga: Beredar Video Tindakan Asusila Dokter dan Bidan Puskesmas di Jember, Awalnya Dikirim ke Warga
Bayi yang melahirkan di emperan toko Pasar Pabean itu terjadi Kamis (12/11/2020) siang kemarin, sekitar pukul 12.30.
Bermula saat Siti Romlah dalam perjalanan dari bidan kampung ke rumah sakit (RS) untuk melahirkan dalam kondisi sungsang, ia naik sepeda motor dibonceng suaminya, Muh Sodiq.
Namun, belum sampai di RS sang janin lebih dulu keluar kaki.
Romlah berteriak keras histeris minta tolong.
Baca juga: Fakta-fakta Video Asusila Dokter dan Bidan yang Berdinas di Puskesmas Jember, Direkam di Rumah Dinas
Meski banyak orang, tapi tak seorang pun berani menolong.
Bidan Indriyani yang kebetulan belanja di Pasar Pabean langsung menuju sumber suara jeritan minta tolong.