TRIBUNNEWS.COM - Ambruknya atap gudang es krim Aice di Jalan Aluminium Raya, Lingkungan IX, Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Medan, menimbulkan korban jiwa.
Seorang bekerja bernama Rahmad Gunawan (30) meninggal dunia akibat peristiwa tersebut, Kamis (19/11/2020).
Pria itu diketahui merupakan tulang punggung keluarga.
Kepergian Rahmad pun menyisakan duka mendalam di hati keluarga.
Baca juga: Atap Gudang Es Krim Aice di Medan Labuhan Ambruk, Seorang Korban Dikabarkan Meninggal Dunia
Pelayat silih berganti melihat jenazah pria yang akrab disapa Igun di rumahnya di Jalan Alfaka I Tanjung Hilir Kecamatan Medan Deli.
Igun merupakan satu dari tiga korban runtuhnya atap gudang es krim Aice.
Sedangkan dua orang lainnya kini menjalani perawatan di RS Mitra Medika di Jalan KL Yos Sudarso Medan.
Pascakejadian, pihak kepolisian terlihat melakukan olah tempat kejadian.
Baca juga: Rumahnya Ambruk Disapu Longsor, Pasangan Suami Istri di Pangandaran Tewas Tertimpa Reruntuhan Rumah
Di lokasi, petugas telah melakukan pemasangan garis polisi.
Namun, hingga saat ini Kapolsek Medan Labuhan, Kompol Edi Safari yang dikonfirmasi wartawan belum memberikan jawaban.
Hingga petang hari, kerabat keluarga korban masih berganti melayat korban.
Ayah korban, Marzuki, yang telah berusia 70-tahun, terlihat sibuk menerima kedatangan para pelayat.
Baca juga: Lari Keluar Rumah saat Diguncang Gempa Pangandaran, Warga Saksikan Sebagian Dinding Rumahnya Ambruk
Kesedihan tak bisa ditutupi Marzuki.
Raut wajahnya menggambarkan kesedihan yang mendalam.
Tiap kali pelayat menyalaminya, hampir tiap kali pula dia menyeka air matanya.
Cerita Marzuki, anaknya yang menjadi korban tewas di pabrik es tersebut merupakan anak pertamanya.
Baca juga: Jembatan Ambruk, Warga dan Polsek Tehoru Bangun Jembatan Darurat
Dari tiga bersaudara, Igun adalah anak sulung.
Igun akan dimakamkan di Pemakaman Muslim di daerah tersebut pada Jumat 28 November 2020 pukul 09.00 WIB.
"Anak saya akan dimakamkan esok hari pukul 09.00 lantaran masih menunggu adiknya pulang dari Jawa," sebut Marzuki.
Kata Marzuki, kabar kematian anaknya dia ketahui sekitar pukul 11.00 WIB.
Dia mendapat kabar dari rekan anaknya yang juga bekerja di pabrik es tersebut.
Baca juga: Gempa di Pangandaran, Tiang Listrik di Ciamis Terlihat Berguncang-guncang, Warga Takut Rumah Ambruk
Kronologi pasti insiden yang sampai merenggut nyawa anaknya, kata Marzuki, belum diketahuinya.
"Kawan si Igun datang ke rumah memberi kabar kalau anak saya kecelakaan dan sudah berada di rumah sakit."
"Saya tanya kenapa, mereka enggak jawab. Tak beberapa lama anak saya pun dibawa ke rumah ini dan tak saya tahu apakah meninggal di pabrik es atau di rumah sakit," terang Marzuki.
Menurut kabar yang dia dapat, anaknya meninggal karena tertimpa atap dan kayu reruntuhan pabrik es tersebut.
Baca juga: Tower Sutet 500 KV di Batang Jawa Tengah Roboh, 2 Petani Jadi Korban
Setelah beberapa saat jenazah Igun dibawa ke kediamannya, pihak pabrik es tempat Igun bekerja, datang ke rumahnya.
"Pihak pabrik sudah datang, dan katanya mau bertanggung jawab."
"Saat ini mereka masih mengurusi korban yang kritis," sebut Marzuki.
Saat berbincang dengan Marzuki, Tribun-Medan.com mendengar suara tangisan anak usia belasan tahun terdengar memanggil-manggil 'ayah' sambil menangis.
Baca juga: Lindungi Bayinya, Pria Ini Luka-luka Tertimpa Dinding Rumah yang Roboh Akibat Gempa
Kata Marzuki, anak itu merupakan adalah putra semata wayang Igun.
Kata Marzuki, anak tersebut masih duduk di bangku kelas III SLTP di kecamatan mereka tinggal.
Pada usianya yang masih belia, anak tersebut kehilangan ayah sekaligus penafkah.
Kata Marzuki, Igun merupakan satu-satunya tulang punggung keluarga mereka.
"Dia harus kehilangan ayah sekaligus orang yang membiayai sekolahnya."
"Karena, ayahnya satu-satunya yang bekerja menghidupi keluarga ini dengan seadanya," terang Marzuki sambil menunjuk cucunya yang mengenakan baju koko hitam.
Baca juga: Sempat Selfie Bareng Teman-teman, Pesepeda Ini Ambruk dan Meninggal di Taman Bungkul Surabaya
Dikatakan Marzuki, putranya itu baru 4 bulan bekerja di pabrik es tersebut.
Sebelumnya Igun merantau ke Pulau Jawa.
Igun kemudian pulang kampung dan tinggal bersama orang tuanya.
"Padahal anaknya si Igun bentar lagi mau masuk SMA," terang Marzuki.
Terkait kasus kematian Igun di pabrik es belum ada keterangan resmi dari Kapolsek Medan Labuhan, Kompol Edi Safari.
Hingga petang, Kapolsek belum memberi keterangan resmi.
(Jun-tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Igun Korban Tewas di Pabrik Es Krim Ternyata Tulang Punggung Keluarga, Baru 4 Bulan Kerja