TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meninjau posko pengungsian di Desa Tamanagung Muntilan Magelang, pada Sabtu (21/11) malam. Kedatangan Ganjar itu langsung disambut antusias para pengungsi, termasuk tiga orang bocah: Rafael (5), Petra (3,5) dan Rafael (4). Mereka langsung berlari menghampiri pria berambut putih itu.
Sambil berlari kecil, tiga bocah yang mengungsi di lapangan futsal Ztofia itu juga menggoda Ganjar. Melihat polah ketiga bocah itu, gubernur yang memang dikenal dekat dengan anak kecil itu langsung mengerti bahwa ketiga bocah tersebut ingin mengajaknya bermain. "Kamu namanya siapa? Wah ini pakai topeng banteng ya," canda Ganjar pada tiga bocah itu.
Ketiga bocah itupun tampak bersemangat menjawab pertanyaan Ganjar. Saat dua bocah yang menyebut nama Rafael bersamaan, Ganjar terheran karena nama keduanya yang sama. "Kok sama? Rafael yang asli mana ini? Ada ya orang Dukun namanya Rafael, biasanya Tukijo," imbuh Ganjar disambut tawa para pengungsi.
Melihat anak-anak yang bersemangat itu, Ganjar kemudian mengajak mereka bernyanyi bersama. Lagu 'Cicak-Cicak di Dinding' berhasil dinyanyikan dengan fasih oleh Petra.
"Kamu hebat. Ini lapangan futsal kan, kamu punya bola tidak? Ayo kita main bola," ajak Ganjar.
Ketiga bocah itu kemudian langsung berlari mengambil bola plastik di bilik tempat mereka mengungsi. Setelah itu, ketiganya langsung menendang bola plastik berwarna merah putih itu ke arah Ganjar.
Keseruan terjadi saat Ganjar mengajak bermain bola ketiga bocah itu. Si kecil Petra yang cukup agresif dan tangkas, menunjukkan kemampuannya sebagai kiper. Ganjar pun menunjuknya sebagai kiper. Karena tempat mereka mengungsi adalah lapangan futsal, sehingga ada gawang yang bisa digunakan. "Ayo pak tendang, tak tangkap. Yey nggak gol," kata Petra kegirangan.
Ganjar dengan semangat menendang bola plastik itu ke arah Petra. Namun kesigapan Petra membuatnya tak bisa menembus pertahanan dan membuat gol. Tepuk tangan langsung menggema setelah melihat aksi Petra yang tangkas dan energik itu.
"Banyak yang menyampaikan pada saya, anak-anak merasa jenuh. Maka tadi saya coba hibur. Sekedar main bola pakai bola pastik saja, mereka sangat senang. Mereka ceria, lari sana-sini sampai ada yang bilang kepoyoh (terkencing di celana). Artinya mereka bahagia, mereka bisa senang," kata Ganjar.
Ganjar menegaskan, dalam kondisi sekarang sangat penting menjaga kebahagiaan para pengungsi, khususnya anak-anak. Untuk itu, harus ada pihak yang peduli pada persoalan itu.
"Makanya tadi, mumpung ada mahasiswa yang jadi relawan, saya minta ajaklah anak-anak bermain. Mereka bisa diajak menggambar, mewarnai, menyanyi dan diajari edukasi soal protokol kesehatan. Agar apa? Supaya anak-anak di tempat pengungsian ini tetap bisa menyalurkan bakatnya, bisa belajar dan itu pasti tidak membuat bosan," tegasnya.
Selain berbagi keceriaan, Ganjar juga mengecek kondisi pengungsi di desa itu. Setidaknya ada 119 pengungsi dari Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun yang menempati empat lokasi pengungsian di Desa Tamanagung.
"Kami pastikan mereka aman dan nyaman. Stok makanan juga masih aman. Saya sampaikan kalau kurang segera minta bantuan ke Kabupaten atau Provinsi. Saya juga titip, karena di sini banyak lansia, anak-anak dan ibu hamil, tolong kesehatan mereka dijaga betul-betul. Alhamdulillah bidan dan tenaga kesehatan semuanya siaga," ujarnya.