"Tadi pukul 11.00 Wita warga berangkat menuju kantor bupati Lembata karena panik melihat erupsi kembali terjadi disertai hujan kerikil, batu pasir, dan abu vulkanik. Mau tidak mau harus mengungsi," ungkap Teddi saat dihubungi.
Aktivitas Gunung Semeru
Sementara itu Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dalam 24 jam terakhir ini aktivitasnya kembali meningkat.
Data dari pos pantau Gunung Semeru yang diterima BPBD Kabupaten Lumajang menyebutkan, selama 24 jam terakhir gunung berapi tersebut mengeluarkan guguran lava hingga 13 kali dengan jarak luncur 300 hingga 1.500 meter.
Dari Desa Curah Kobokan, Kecamatan Pasirian pada Senin (30/11/2020) guguran lava panas itu terlihat jelas.
Guguran lava panas itu terlihat mengarah ke Besuk Kobokan.
Yanto, penduduk setempat mengatakan, jika malam hari magma yang ke luar dari kawah Jonggring Saloko itu terlihat menyala seperti lava pijar.
"Kelihatan kayak api," ujar Yanto, Senin (30/11/2020).
Kendati demikian, kata Yanto aktivitas warga setempat masih berlangsung normal, meski kawasan Prunojiwo hanya berjarak 7 kilometer dari kaki Gunung Semeru.
Pantauan di Curah Kobokan, aktivitas penambang pasir juga masih berjalan seperti biasanya.
Hari, salah seorang penambang mengatakan, para pekerja akan berhenti beraktivitas jika Gunung Semeru mengeluarkan lahar dingin.
"Kalau ada hujan deras kita berhenti karena khawatir banjir lahar dingin," ungkapnya.
Dia mengatakan warga saat ini tidak merasa khawatir sebab luncuran lava panas itu berguguran masih dalam zona aman.
Baca juga: Aktivitas Gunung Semeru Meningkat, 24 Jam Terakhir Muntahkan Lava Hingga 13 Kali
"Kalau sirine bunyi baru lari ke jalur evakuasi," ujarnya.