TRIBUNNEWS.COM - Gempa terkini terjadi di Selat Sunda, Rabu (2/12/2020) malam.
Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di akun twitternya, gempa yang mengguncang Selat Sunda ini berkekuatan magnitudo 4,6.
Gempa terjadi pada pukul 20.54 WIB.
Pusat gempa berada di laut 50 km selatan Kabupaten Pesawaran, Lampung, dengan kedalaman 10 km.
Baca juga: Kantor PPDI NTB Hancur Karena Gempa, Kapolda NTB Ulurkan Tangan
Gempa ini dirasakan di sejumlah lokasi mulai dari Pringsewu hingga Bandar Lampung.
"#Gempa Mag:4.6, 02-Des-20 20:54:48 WIB, Lok:5.85 LS, 105.02 BT (Pusat gempa berada di laut 50 km Selatan Pesawaran), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) III Pringsewu, III Pesawaran, III Natar, III Bandar Lampung #BMKG," tulis akun twitter @infoBMKG.
Untuk diketahui, getaran gempa diukur dalam skala MMI.
Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari.
I MMI
Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
III MMI
Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.
Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
Baca juga: Spoiler One Piece Chapter 997 Rilis! Ada Gempa Misterius, Mungkinkah Kaido Pindahkan Onigashima?
IV MMI
Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.
Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Semua orang di rumah keluar.
Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.
Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.
Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.
Baca juga: Intensitas Gempa di Maluku Naik, BMKG : Itu Kondisi Normal, Rerata 4 Kali Gempa Perhari
XII MMI
Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com/Daryono)