News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Klaster Sumbang Covid Tertinggi di Situbondo, Ternyata Ini Sebabnya

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilstrasi: Pemkot Surabaya menggelar swab test (tes usap) di Pasar Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (30/11/2020). Tes usap di Pasar Wonokromo sepi peminat. Banyak pedagang yang memilih tidak ikut tes usap. Surya/Ahmad Zaimul Haq

TRIBUNNEWS.COM, SITUBONDO - Pertumbuhan Covid-19 di Kabupaten Situbondo cukup memprihatinkan.

Data penambahan kasus penularan Covid-19 di Situbondo sampai Selasa (1/12/2020) sudah mencapai 1.091 orang dan 90 orang meninggal.

Yang mengejutkan, dari penjejakan yang dilakukan Satgas Covid-19 setempat, penyumbang tertinggi penularan ternyata berasal dari klaster keluarga.

Tidak diketahui apa pemicu bertambahnya kasus dari keluarga itu, meski selama ini metode karantina seperti isolasi mandiri masih banyak disarankan bagi warga yang diketahui reaktif.

Baca juga: Ririn Ekawati Jelaskan Penyebab Ibunya Meninggal, Sebut Sakit Komplikasi hingga Terpapar Covid-19

Dalam paparan di Pemkab Situbondo, Rabu (2/12/2020), Plh Bupati Situbondo, Syaifullah menyebut klaster keluarga menempati peringkat pertama atau tertinggi penularan Covid-19.

Data yang didapat SURYA, klaster keluarga menyumbangkan 389 kasus aktif.

"Data itu dihimpun dari hasil tracing. Dan urutan pertama penambahan kasus positif adalah klaster keluarga.

Klaster perjalanan malah menempati urutan kedua," kata Syaifulllah kepada wartawan.

Setelah klaster keluarga 389 kasus dan perjalanan 90 kasus, disusul klaster rumah sakit (RS) yang mencapai total 95 kasus.

Diduga, pelaksanaan isolasi mandiri di rumah menjadi penyebab meningkatnya kasus penularan.

Baca juga: Kronologi Member Everglow Yiren dan Sihyeon Positif Covid-19, Sempat Tampil di Televisi

Selain itu, lanjut Syaifullah, tenaga medis di rumah sakit juga banyak yang terdampak.

"Karena itu kita upayakan mereka tetap menjaga imunitas, sebab sekarang tidak ada cara lain kecuali disiplin menerapkan protokol ksehatan," jelasnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran, kata Syaifullah, pihaknya akan gencar melakukan tracing, testing dan treatment (3T).

"Tim khusus sudah kita bentuk dan mulai Kamis (3/12/2020) sudah bergerak," tegasnya.

Dan di tengah kekhawatiran adanya klaster keluarga, Dinas Komimfo Situbondo tetap menyarankan empat pegawainya yang positif untuk menjalani isolasi mandiri.

Dari hasil swab test terhadap 31 pegawainya, memang baru empat orang yang terkonfirmasi positif.

Juru Bicara Satgas Covid-19, Dadang Aries Bintoro mengatakan, hasil swab menunjukkan bahwa baru empat pegawai Diskomimfo yang positif.

"Hasil swab 31 pegawai itu, baru selesai separonya," kata Dadang yang juga Kepala Diskomimfo itu.

Dadang menjelaskan, kemungkinan jumlah kasus positif akan bertambah karena hasil swab semua pegawai belum keluar.

"Tetapi saya berharap hasilnya negatif. Dan empat orang pegawai yang swabnya positif melakukan isolasimandiri di rumahnya masing-masing," tandasnya. (Izi Hartono)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Diduga Isolasi Mandiri Tidak Tepat, Klaster Keluarga Sumbang Kasus Tertinggi di Situbondo

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini