TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu bernama Leni Marlina (36) bersama lima anaknya mengalami kehidupan yang sulit.
Ia menjadi orangtua tunggal untuk kelima anaknya yang masih kecil.
Wanita asal Dusun I, Desa Karang Raja, Kecamatan Muaraenim, Kabupaten Muaraenim harus banting tulang cari nafkah.
Mirisnya lagi, Leni dan kelima anaknya menetap di bangunan yang dulunya dijadikan kandang sapi.
Kini, mereka bisa tinggal di rumah layak huni pasca mendapat bantuan dari Baznas Muaraenim.
Baca juga: VIRAL Rombongan Wanita Berjoget TikTok di Acara Pernikahan Teman, Begini Cerita Keseruannya
Sebuah gubuk ukuran 5x5 meter, berdinding papan, beratap seng dan berlantai semen terlihat sudah termakan usia.
Di dalam ruangan, praktis tidak ada barang-barang berharga, hanya satu kasur dan satu kipas angin. ruang keluarga, ruang tamu, tempat makan, dan tempat tidur menyatu tidak ada sekat.
Sedangkan dapur hanya seadanya terletak di depan rumah ruang terbuka hanya beratap namun tidak berdinding.
Untuk MCK, memanfaatkan air sumur yang terletak sekitar 20 meter dari tempat tinggalnya.
Itulah gambaran tempat tinggal Leni.
Kesehariannya, ia sebagai ibu rumah tangga dan bekerja sebagai tukang cuci. Untuk makan sehari-hari saja harus hidup prihatin.
"Penghasilan saya, sekitar Rp 1 jutaan. Tanah tidak punya, apalagi rumah. Untuk makan sehari-hari saja saya cukup-cukupkan," ujar Leni.
Leni mengisahkan, bahwa dirinya berasal dari Kabupaten Lahat. Dan semenjak menikah dengan suami pertama ia pindah ke Desa Tanjung Raja, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muaraenim.
Baca juga: Viral di Media Sosial, Kisah Seorang Penumpang dan Driver Ojol Kena Ranjau Paku Jalanan
Pada tahun 2017, suaminya meninggal dunia karena sakit dan ia terpaksa membanting tulang dengan cara berjualan sayur dan menjadi pembantu rumah tangga untuk menghidupi kelima anaknya yang masih kecil-kecil.
Kemudian sekitar tahun 2019, ia menikah lagi, namun tidak lama kemudian cerai sebab tidak tahan dengan perlakuan suaminya yang temperamen.
Ketika ia sedang berjualan sayur dengan berjalan kaki, tiba-tiba ia ditawari warga Desa Karang Raja untuk tinggal di bangunan yang ada di dekat rumah warga tersebut.
Bangunan tersebut dijadikan kandang sapi sebelum akhirnya tidak terpakai.
Karena daripada tinggal numpang dengan orang lain dan tinggal di kolong jembatan, Leni menyambutnya dan mulai tinggal di bangunan eks kandang sapi tersebut yang lantainya masih tanah sekitar bulan Juni 2020.
Dan atas kebaikan tuan rumah, lantainya disemen sehingga agak nyaman dan listriknya menyambung dari tuan rumah.
"Saya sekeluarga sangat berterima kasih sekali kepada Pak Miskun yang telah menumpangin dan menghibahkan tanahnya serta warga yang menghubungi Baznas Muaraenim," kata Leni.
Masih dikatakan Leni, bahwa ia mempunyai lima anak yakni tiga perempuan dan dua laki-laki. Satu anak perempuannya diadopsi keluarga sebelah ayahnya, sedangkan empat orang lagi ikut dirinya.
Tiga anaknya terpaksa putus sekolah, selain tidak ada biaya juga kemauan anaknya kurang untuk bersekolah. Dan kedepan, ia akan mencoba membujuk anaknya untuk bersekolah kembali sebab mumpung sekolah gratis.
"Awalnya saya dulu punya suami, tapi suami saya yang pertama meninggal, dan saya menikah lagi, namun dengan suami saya yang kedua saya cerai hidup.
Karena saya tidak tahan, saya selalu mengalami kekerasan dalam rumah tangga, saya minta cerai dengan suami saya kedua, dan kami pergi dari rumah suami saya yang kedua," kata Leni.
"Saya haturkan ribuan terima kasih yang tak terhingga kepada semuanya yang telah peduli kepada kami, sehingga kami sekarang sudah memiliki rumah yang layak huni.
Saya doakan atas kebaikan semuanya di balas oleh Allah SWT sebagai amal jariyahnya, " kata Leni didampingi Yani (17) yang merupakan anak sulungnya dengan rasa haru. (Sripoku.com/Ardani Zuhri)
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Kisah Ibu di Muaraenim Bersama 5 Anaknya Tinggal di Bangunan Eks Kandang Sapi, Sudah Dua Kali Nikah