TRIBUNNEWS.COM - Seorang raja adat dikeroyok secara membabi buta saat membahas masalah BPODT.
Pengeroyokan terjadi di depan Sekda Kabupaten Toba, dan Kepala Desa setempat.
Pembahasan lanjutan pengadaan lahan Badan Pengelola Otorita Danau Toban (BPODT) berujung pertumpahan darah di Kantor Desa Motung, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Jumat (11/12/2020).
Sabar Manurung, Raja Bius Motung yang menghadiri undangan Audy Murphy Sitorus Sekda Kabupaten Toba tersebut babak belur dikeroyok Agus Manurung dan rekannya.
Sabar Manurung mengatakan, dirinya dikeroyok secara membabi buta saat mempertahankan pendapatnya tentang wilayahnya.
Baca juga: Mabuk, 2 Remaja Ini Tiba-tiba Aniaya Paman dan Keponakan Pakai Pisau Dapur, Sakit Hati Jadi Alasan
Baca juga: Kelaparan & Tak Ada Nasi, Pria di Tapanuli Utara Ini Nekat Aniaya Ibu Kandungnya hingga Tewas
Sabar Manurung dikeroyok oleh Agus Manurung dan rekan-rekannya yang juga diundang Sekda Kabupaten Toba dalam rangka pembahasan lanjut tentang dampak sosial BPODT di Kantor Desa Motung. Akibat pengeroyokan tersebut, Sabar Manurung babak belur, luka lebam di bagian pelipis.
Informasi yang diterima Tribun Medan, kejadian tersebut berlangsung pada Pukul 11.00 WIB. Saat ini Sabar Manurung tengah proses visum dan selanjutnya melapor ke Polres Toba.
Audy Murphy Sitorus Sekda Kabupaten Toba yang memimpin pertemuan tersebut juga mengaku kaget. Awalnya kejadian bermula kata Sekda, pertemuan tersebut.
"Sebenarnya yang saya undang membahas lanjutan tentang kelanjutan pembangunan BPODT di Motung 4 orang saja yang berkepentingan. Tapi langsung ada serangan dengan beramai-ramai,"terang Sekda Toba.
Memang, dalam 7 hari terakhir kata Sekda Toba pihaknya menuggu kabar. Dikarenakan, kabar belum sampai Sekda Toba pun membuat pertemuan di Kantor Desa Motung.
(Jun-tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Raja Adat Dikeroyok di Depan Sekda Kabupaten Toba saat Bahas Persoalan Lahan BPODT