TRIBUNNEWS.COM - Wanita berinisial MT (30), tersangka pembunuhan tiga anak kandung sendiri, meninggal dunia.
Ia menghebuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli, Sumatera Utara. Diagnosisnya karena asam lambung.
Kapolres Nias AKBP Wawan Iriawan, mengatakan tersangka MT, telah meninggal dunia kemarin hari Minggu, sekira pukul 06.15 WIB.
Jenazahnya telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan.
Baca juga: Terdakwa Pembunuh Rio Pambudi Dituntut Pasal Pembunuhan Tidak Berencana, Keluarga Korban Kecewa
"MT (30) tersangka yang tega membunuh tiga anak kandungnya sendiri, meninggal dunia pada Minggu setelah sempat mendapat perawatan di rumah sakit," kata Kapolres Nias AKBP Wawan Iriawan, di Mapolres Nias, Senin (14/12/2020).
Ditambahkannya bahwa peristiwa dugaan pembunuhan yang dilakukan MT terjadi di Desa Banua Sibohou, Namohalu Esiwa, Nias Utara, Sumatera Utara, sekira pukul 10.00 WIB, pada hari Rabu (9/12/2020).
Baca juga: Siaga Tinggi di Irak Jelang Peringatan Setahun Pembunuhan Qassem Soleimani
Dimana suami MT, Natalis Nofedi Lahagu, sedang pergi ke TPS untuk mencoblos di Pilkada Sumut bersama tiga anggota keluarga yang lain.
Suami ke TPS, istri gorok 3 anak
Saat suami MT dan yang lainnya ke TPS, pelaku melakukan aksinya dengan tega membunuh anak sendiri, yakni YL (5), SL (4), dan DL (2).
Tiga anak balita itu tewas dengan kondisi leher tergorok. Sementara sang ibu mengatakan alasan menghabisi tiga anaknya karena himpitan ekonomi keluarga.
Kemarin hari Sabtu, pelaku masih dalam pemeriksaan dan mengeluhkan sakit pada bagian perut, hingga pelaku langsung dibawa ke RSUD Gunungsitoli untuk mendapatkan perawatan dan opname.
Tersangka mengalami sakit pada bagian perut karena tidak mau makan dan minum selama menjalani pemeriksaan.
"Karena tidak mau makan dan minum, tersangka lalu mengalami muntah-muntah, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit dan akhirnya meninggal pada hari Minggu kemarin," ucapnya.
Sayat leher sendiri, tak mau makan minum selama di RS
Sakitnya pelaku pembunuhan tiga anak kandungnya itu, juga karena adanya luka sayatan di leher lantaran mencoba bunuh diri pada saat kejadian.
"Pelaku ada niat untuk bunuh diri sesaat setelah peristiwa tersebut, usai dilakukannya terhadap tiga anaknya kandungnya dengan cara menyayat lehernya sendiri dengan menggunakan parang," katanya.
"Namun niatnya tersebut gagal, lantaran diselamatkan oleh suaminya dan hanya mengalami luka pada bagian leher depan saja," lanjutnya.
Kemudian selama mendapatkan perawatan di RSUD Gunungsitoli, pelaku juga masih tidak mau makan dan minum dan hanya mengandalkan bantuan infus yang diberikan selama perawatan, namun tidak tertolong hingga meninggal dunia.
Dengan meninggalnya pelaku, kasus pembunuh terhadap anak dinyatakan batal demi hukum, sementara pihak keluarga menerima jenazah pelaku dan tidak berniat untuk melakukan otopsi.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ibu Pembunuh 3 Anak Kandung Akhirnya Meninggal akibat Sakit Asam Lambung