TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Wali Kota Malang Sutiaji menceritakan pengalamannya saat menjalani masa kritis akibat terkonfirmasi positif Covid-19 pada giat pertamanya usai dinyatakan sembuh Covid-19.
Sutiaji terbayang-bayang dengan kematian, hingga sempat ditemui kedua orang tuanya dan neneknya di dalam mimpi.
Hal tersebut dia ungkapkan di sela-sela melakukan peninjauan progres pembangunan Rumah Sakit Darurat Lapangan (RS Lapangan), Senin (14/12/2020).
"Ketika terpapar Covid-19 itu bayangan saya kematian. Saya ditemui orang tua saya, nenek saya dalam tidur. Sepertinya mereka datang semua," ucapnya.
Apa yang disampaikan oleh orang nomor satu di Kota Malang itu karena dia mengakui sebagai salah satu orang yang bergejala.
Baca juga: Update Hasil Pilkada Jawa Timur 2020 Data KPU Sabtu Siang: Surabaya, Kediri, Malang, hingga Pacitan
Dia sempat kesulitan untuk bernapas. Karena berdasarkan pemeriksaan tim dokter, ada flek yang menempel di jantung Wali Kota Malang itu.
Hal itu pula yang membuat pikirannya kemana-mana dan berpikir yang tidak-tidak.
"Saya ini termasuk orang yang bergejala, dan miris. Jadi sempat menyentuh ke jantung saya, seperti ada flek. Kemudian jantung saya ini agak lembek atau membengkak, sehingga napasnya tersengal-sengal. Tapi Alhamdulillah karena ini, satu happy, jadi jangan sampai berpikir yang tidak-tidak, walaupun sesungguhnya ketika terpapar itu bayangan saya kematian," ucapnya.
Dia menceritakan sesuatu yang membuat dirinya sembuh ialah berpikir positif.
Kemudian berdoa serta mengonsumsi obat-obatan herbal dan prebiotik.
"Saya harus berpikir kalau saya kuat. Ada orang berusia 76 tahun berhasil sembuh, maka saya harus berhasil. Itu yang saya pikirkan saat menjalani masa kritis," ucapnya.
Sutiaji pun berpesan kepada masyarakat agar terus meningkatkan kewaspadaan di mana pun berada.
Terutama dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga cara memakai masker dan mencuci tangan secara rutin.
Baca juga: Positif Covid-19, Begini Kondisi Wali Kota Malang Sutiaji
Karena dia sendiri juga tidak mengetahui asal mula terpaparnya Covid-19 tersebut berawal dari mana.
"Artinya ketika kita susah mengenali, maka satu kata yang harus kita kuatkan adalah bagaimana kita mitigasi seminimal mungkin. Tidak berkerumun dan selalu memakai masker. Itu yang harus dilakukan. Karena disiplin adalah keharusan," tandasnya. (Rifky Edgar)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Cerita Wali Kota Malang Sutiaji saat Terpapar Covid-19, Nafas Tersengal-sengal dan Mimpi Orangtua