Riki mengatakan, kejanggalan lainnya terlihay saat pemakaman sang ibu.
Di mana, pihak keluarga diperbolehkan mendekat, bahkan diminta petugas untuk membantu proses pengurugan tanah saat pemakaman tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD), dan hanya menggunakan masker.
Baca juga: PM Singapura Lee Hsien Loong Terima Suntikan Pertama Vaksin Covid-19
"Sepengetahuan kami, jika proses pemakaman pasien Covid-19 itu, keluarga dilarang mendekat dan membantu proses pemakaman. Tapi, saat ibu saya dimakamkan ini, kami malah diminya untuk membantu, lucunya lagi para petugas yang sebelumnya memakai APD lengkap itu malah membuka APD-nya sebelum proses pemakaman selesai," ujar Riki.
3. Tak ada tracing kontak erat, rumah tak disemprot disinfektan
Riki menuturkan, yang paling janggal, pasca-meninggal, tidak ada dari pihak manapun yang melakukan tracing kontak erat.
Baik kepada pihak keluarga maupun tetangga yang sempat kontak dengan ILR.
"Kan seharusnya, kalau memang ibu saya meninggal akibat Covid-19, pihak terkait itu langsung proaktif melakukan tracing.
Tapi ini tidak ada sama sekali, sampai saat ini tidak ada. Bahkan rumah kami juga tidak disemprot disinfektan," tutur Riki.
4. Tak ada berkas administrasi
Kemudian, kata Riki, pihak keluarga juga tidak diminta untuk menandatangani berkas administrasi proses perawatan ILR selama dirawat hingga dinyatakan meninggal.
"Pasca-dinyatakan meninggal, kami belum diminta untuk mengurus administrasi selama proses perawatan.
Biasanya itu diminta mengurus administrasi kalau pasien sudah selesai menjalani perawatan, apalagi ini sampai meninggal.
Untuk kami minta kejelasan sejelas-jelasnya dari pihak terkait," sebut Riki.
Penjelasan RSUD Sumedang: Kami pastikan tidak ada manipulasi...
Sementara itu, Humas RSUD Sumedang Dahlan Indrayana mengatakan, pihak rumah sakit telah memberikan hasil Swab tes tersebut sesuai prosedur.