"Puncaknya, pada 14 Nopember 2020 lalu, pelaku meminta uang Rp 3 juta pada orangtua korban.
Alasannya buat biaya pengobatan dan USG (Ultrasonografi), sehingga membuat ibu korban curiga," paparnya.
Meski curiga, namun permintaan pelaku tetap dituruti.
Saat itu juga, ibunya menyerahkan uang Rp 3 juta.
Namun sang ibu kemudian bertanya pada anaknya soal cara pelaku mengobatinya.
Ia heran bahwa pelaku akan melakukan USG padahal itu adalah pengobatan alternatif dan tak ada kaitannya dengan kehamilan.
Akhirnya korban pun mengungkapkan perbuatan bejat pelaku.
Ia menuturkan, setiap kali berobat dirinya dicabuli.
"Mendengar cerita anaknya, orangtunaya tidak terima.
Apalagi selama hampir setahun penyakitnya tidak juga sembuh," paparnya.
Sementara pelaku NH mengaku bukan tabib atau orang yang bisa mengobati penyakit sebagaimana yang diyakini korbannya.
Itu hanya modus agar mendapatkan mangsa, yang bisa dijadikan pemuas nafsu bejatnya.
"Saya nggak bisa apa-apa dan belajar mengobati penyakit itu dari medsos.
Ketika mendapat pasien dengan keluhan terkena kista, saya kasih minum air putih dan diam-diam saya beri larutan suplemen (Imogen).
Itu saya ketahui dari membaca medsos," ujar pelaku enteng.
(Surya/Imam Taufiq)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Tabib Palsu di Blitar Belajar Pengobatan dari Medsos, Kerjai Siswi SMA di Praktik Pertama