Karena rutin direndam genangan banjir setiap musim hujan, untuk TPU Astana Sukapulang kata Cucu, disediakan pompa diesel untuk menyedot air genangan kalau ada jenazah yang akan dimakamkan.
Tapi sekarang sudah berminggu –minggu hujannya ekstrim, hujannya hampir tiap hari turun setiap sore sampai malam. Dan lebat.
“Jadi komplek makamnya terus menerus tergenang air,” katanya.
Lantaran TPU Astana Sukapulang berhari-hari tergenang banjir, menurut Cucu, jenazah seorang warga Dusun Sukapulang Kulon Rabu (13/1) lalu gagal dimakamkan di TPU Astana Sukapulang.
“Akhirnya jenazah Ibu Apong, dimakamkan di TPU Cikopeng Rabu (13/1) pagi kemarin. TPU Cikopeng sekitar 1 km dari Sukapulang, lokasinya lebih tinggi,” jelas Cucu.
Ibu Apong (52) meninggal Selasa (12/1) sore, karena hujan turun lebat dan komplek pemakaman umum Astana Sukapulang tergenang banjir, menurut Cucu, jenazah Ibu Apong dimakamkan esok harinya, Rabu (13/1) pagi di pemakaman umum Cikopeng Desa Kertaraharja.
Meski komplek pemakaman umum Astana Sukapulang rutin digenangi banjir setiap musim hujan, menurut Kadus Sukapulang Kulon, Cucu Syamsu, tidak ada rencana untuk memindahkan komplek pemakaman umum yang berlokasi di sisi Sungai Citanduy tersebut.
“Yang ada rencana untuk meninggikan lokasi lahan cadangan untuk makam yang ada di sisi TPU Sukapulang,” katanya.
Di sisi Astana Sukapulang tersebut menurut Cucu ada lahan seluas 35 bata (490 meter persegi) yang dialokasikan untuk cadangan pemakaman.
“Lokasinya berdekatan dengan TPU Sukapulang, sama-sama rawan ancaman genangan banjir. Makanya sekarang direncanakan akan diurug, ditinggikan, tentu dengan gotongroyong masyarakat. Besoknya akan dimusyawarahkan dulu,” ujar Cucu.
Sebenarnya Desa Kertaraharja Kecamatan Panumbangan yang berseberangan langsung dengan Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya (hanya dibatasi Sungai Citanduy) tersebut merupakan daerah rutin ancaman genangan banjir luapan Sungai Citanduy.
Tapi musim hujan ini, pemukiman Desa Kertaraharja tidak tergenang banjir. Kecuali hanya komplek makam, beberapa petak kolam dan areal sawah seluas 15 hektare.
“Alhamdulillah, musim hujan ini meski hujannya ekstrim, tapi pemukiman warga tidak tergenang banjir. Tidak ada rumah yang terendam banjir. Yang tergenangan luapan air hanya komplek makam Sukapulang, kolam dan sawah berisi padi seluas 15 hektare,” katanya.
Sumber banjir yang selalu mengancam Desa Kertaraharja (4 dusun) menurut Cucu, bila tanggul Sungai Citanduy di Dusun Cikopeng jebol seperti yang terjadi beberapa musim hujan tahun-tahun sebelumnya. (Andri M Dani)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Jenazah Gagal Dimakamkan, Seminggu Lebih Kuburan di Panumbangan Ciamis Tergenang Banjir