Ibu DFL di Subang, Jawa Barat langsung pingsan saat mendengar putrinya meninggal dunia.
Bahkan sang ibu sempat pingsan dan terus mengigau hingga kedatangan Tribun Jabar (Tribunnetwork) di rumah duka di Dusun Karanganyar, Subang, Sabtu (16/1/2021) malam.
Pihak keluarga korban belum berkenan memberikan konfirmasi terkait meninggalnya DFL ini.
Mereka masih syok dengan kepergian DFL yang begitu cepat, ditambah meninggal dengan cara mengenaskan.
Sementara Ketua RT 18 Desa Kebon Danas, Erin, mengaku mendapat kabar meninggalnya DFL sekitar pukul 09.30 WIB.
“Kami tak menyangka itu, sebab korban baru dua hari lalu masih mengobrol dengan saya," papar Erin di kediamanya RT 18, Desa Kebon Danas, Subang, Sabtu lalu.
Lebih lanjut Erin menjelaskan silsilah keluarga korban, DFL merupakan anak kedua dari lima bersaudara.
"Kakaknya ada satu, adeknya tiga yang ada yang masih SD ada juga sudah SMP," katanya.
Yang menjadi tanda tanya, selama ini DFL diketahui oleh keluarganya bekerja di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Namun ternyata DFL tinggal di Bali.
"DFL diketahui bekerja di Cikarang Kabupaten Bekasi dan hanya pulang seminggu sekali. Setahu saya kerjanya di Cikarang," imbuh Erin.
Erin kemudian menjelaskan pada saat kabar tersebut sampai kekeluarga korban sang ibu sedang berkegiatan senam.
Kabar meninggalnya DFL diumumkan lewat speaker di masjid.
"Awalnya speaker masjid itu mengumumkan kabar meninggal seorang nenek, dan memang benar ada seorang nenek yang meninggal. Tapi tak lama kemudian diumumkan lagi kabar meninggalnya DFL ini, tentu ibunya syok, sempat pingsan dan sekarang masih belum sadar terus mengigau," terangnya.
Burung gagak
Malam sebelum kabar tersebut sampai kepada keluarga korban, seekor burung gagak terbang memutari rumah korban.
Hal tersebut dijelaskan Ketua RT 18 Desa Kebon Danas Erin, dikatakannya sebelum pagi hari kabar pembunuhan tersebut sampai kepada pihak keluarga.
Sabtu malam Erin bersama warga lain tengah melakukan ronda keliling di wilayah RT 18.
Namun Erin dikejutkan dengan adanya burung gagak yang terus mengitari rumah korban.
"Malam tadi kan saya masih ronda bersama warga lain juga, kita ngopi diwarung dekat rumah korban kebetulan itu masih bibi nya korban, tapi kok aneh ada suara burung gagak nyaring dan terus mengitarj disekitaran kami," kata Erin ketika diwawancara Tribun di kediaman korban pada Sabtu (16/1/2021).
Masih diterangkan Erin, warung tempat ia ngopi, rumah korban dan rumahnya berada dalam jarak berdekatan,
"Bisa dilihat sendiri ini masih satu blok di warung sama rumah korban, yang itu rumah saya hanya berjarak satu gang dan burung gagak itu muter terus di sekitar sini," pungkasnya.
Awalnya Erin bersama warga yang ikut ronda tak menaruh curiga perihal adanya burung gagak tersebut.
"Siapa yang percaya kabar burung, tapi memang semalam saya sendiri merasa aneh, padahal saya sudah pulang tapi masih terdengar, jadi merinding juga kan," kata Erin menyambung ucapannya terkait kabar burung.
"Bisa jadi kalau disimpulkan pas burung gagak tengah malam itu terbang korban sedang dalam kondisi menjemput ajal," sambungnya lagi.
Erin menjelaskan meski adanya keanehan perihal burung tersebut ia tidak berpikir negatif.
"Meski kita tau mitos kalau ada suara burung gagak atau apapun yang aneh dimalam hari kita tetap tidak percaya namun rasa ganjil pasti ada, tapi urusan ajal mah tetap kuasa Tuhan lah yah." tutupnya. (tribunbali.com/ tribunjabar.com/ Firizqi Irwan/ Ni Luh Putu Wahyuni Sari/ Irvan Maulana)