TRIBUNNEWS.COM, TOBA - Munculnya Harimau Sumatera di Dusun Sigalapang, Desa Meranti Timur, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba masih bikin takut warga.
Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut masih melakukan penjagaan dan pemantauan di lapangan.
Saat ini, upaya yang dilakukan petugas adalah mengusir harimau agar masuk ke dalam hutan.
“Kami sudah membuat meriam dari bambu dan paralon untuk menciptakan suara dentuman guna mengusir harimau ke dalam hutan.
Petugas juga rutin melakukan patroli bersama masyarakat beberapa hari terakhir,” kata Kepala Bidang Wilayah II BKSDA Siantar Seno Pramudita, Senin (18/1/2021).
Dia mengatakan, selain melakukan pengusiran, tim BKSDA juga sudah memasang kamera trap.
Baca juga: Memangsa Kambing, Harimau Sumatera Sudah Masuk Permukiman Warga di Toba
Tujuannya, untuk melihat lebih lanjut jenis harimau yang memangsa ternak warga pada Rabu (13/1/2021) lalu.
Dengan begitu, petugas BKSDA bisa mengklasifikasikan harimau yang hidup di kawasan hutan dekat permukiman masyarakat.
“Kami juga kalau malam membuat api unggun untuk menakuti harimau.
Namun, kami imbau juga kepada warga agar jangan sendirian masuk ke kawasan hutan,” katanya.
Jika ada melihat harimau sumatera berkeliaran di sekitar permukiman masyarakat, sebaiknya tidak diburu atau dibunuh.
Baca juga: Ternak Sapi Kerap Dimangsa Harimau, Warga Bahorok Sumatera Utara Minta Bentuk Satgas Konflik Satwa
Sebab, kata Seno, harimau merupakan satwa yang dilindungi.
“Cukup informasikan saja kepada kami. Agar petugas kami bisa mengambil langkah dan tindakan,” katanya.
Disinggung lebih lanjut mengenai kemunculan harimau ini, Seno mengatakan bahwa permukiman masyarakat itu sudah mendekati hutan margasatwa.
Dimana, kata dia, hutan margasatwa adalah rumah dan habitat harimau sumatera.
“Sepanjang tahun 2020 kemarin, memang harimau ini sudah beberapa kali muncul di lokasi berbeda.
Ada sekitar empat sampai lima kali,” kata Seno.
Karena lokasinya yang berdekatan dengan permukiman masyarakat, Seno pun mengimbau agar hewan ternak milik masyarakat dimasukkan saja ke kandang.
Jangan dibiarkan berkeliaran di pinggir hutan karena bisa saja sewaktu-waktu harimau itu akan muncul kembali di perbatasan desa.
Sebab, kata Seno, perbatasan hutan dan desa itu masih merupakan wilayah jangkauan harimau.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul BKSDA Bikin Meriam dari Bambu dan Paralon Usir Harimau Sumatera yang Masuk Perkampungan