TRIBUNNEWS.COM - Bantuan untuk korban gempa Majene sudah mulai berdatangan ke Desa Sambabo, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Selasa (19/1/2021).
Namun, Kepala Desa Sambabo, H Nurdin menyayangkan bantuan yang datang hanya tertumpuk di kawasan pinggir.
Sehingga logistik yang disalurkan ke Desa Sambabo sangatlah minim karena kondisi desa yang berada di pengunungan.
Semua bantuan diarahkan ke posko induk terlebih yang berjarak lima kilometer jauhhnya dari Desa Sambabo.
Namun pembagian dari posko induk ke pos pengungsian lainnya tidak maksimal dan tidak sesuai dengan jumlah pengungsi yang ada di desa masing-masing.
Bantuan yang terbatas tersebut nantinya tidak akan mencukupi kebutuhan 283 KK yang ada di Desa Sambabo.
Untuk itu, Nurdin berharap ada badan atau lembaga yang bisa mengatur penyaluran bantuan logistik secara merata ke semua warga desa.
Baca juga: Pengungsi Gempa Majene Terpaksa Bongkar Tenda, Gara-gara Pemilik Tanah Marah Tanamannya Rusak
Terdapat kendala yang dialami selama proses penyaluran bantuan ke Desa Sambabo.
Di antaranya, truk-truk pengangkut bantuan logistik hanya dibongkar di pinggir desa dan jalan provinsi, tidak langsung ke daerah yang berada di pegunungan.
Desa Sambabo Belum Terima Bantuan Obat-obatan yang Mencukupi
Sejauh ini, bantuan yang sudah datang berupa mi instan, air mineral, makanan ringan, popok anak-anak, serta pembalut.
"Saya lihat logistik di Desa Sambabo sudah mulai menipis, kalaupun ada masyarakat yang punya dana untuk membeli, tapi stoknya sudah tidak ada," terang Nurdin saat dihubungi Tribunnews.com, pada Selasa (19/1/2021).
Baca juga: Tiga Daerah Terdampak Gempa di Majene Masih Terisolir
Berhari-hari berada di pengungsian, warga mulai mengalami sakit perut, gatal-gatal.
Sampai saat ini, belum ada bantuan obat-obatan yang disalurkan ke pos pengungsian di Desa Sambabo.
Obat-obatan hanya ada di posko induk, tetapi tidak memungkinkan jika semua warga yang sakit harus datang sendiri ke posko induk karena jaraknya sangat jauh.
Nurdin menambahkan, tenaga medis sempat datang ke pos pengungsian di Desa Sambabo.
Namun hanya untuk meninjau situasi dan kondisi di pengungsian.
Saat ini kondisi warga masih sangat memprihatinkan, semua warga masih berada di luar rumah.
Warga masih merasa kurang aman dan nyaman jika berada di dalam rumah.
Terdapat total 283 KK yang mengungsi di Desa Sambabo sejak gempa mengguncang Kabupaten Majene, pada Jumat (15/1/2021).
Baca juga: Presiden Tinjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang Remuk Diguncang Gempa
Warga Butuh Bantuan Tenda Besar untuk Mengungsi
Nurdin mengatakan, warga sangat membutuhkan tenda besar berukuran 6x8 meter untuk menampung pengungsi yang ada di Desa Sambabo.
Saat ini sudah ada sekitar 30 tenda yang didirikan, untuk menampung seluruh pengungsi di Desa Sambabo.
Warga terpaksa berdesak-desakan dalam tenda pengungsian karena memang ketersediaan tenda yang sangat terbatas.
Tenda tersebut ada yang berasal dari bantuan pemerintah dan sebagian berasal dari swadaya warga Desa Sambabo.
Sebenarnya pemerintah memfasilitasi penyediaan tenda untuk para pengungsi, tapi stok tenda di Kecamatan Ulumanda dan Malunda saat ini sudah habis.
Baca juga: Sempat Terputus akibat Material Longsor, Jalan Poros Majene - Mamuju Sudah Bisa Dilewati
Rumah Warga dan Fasilitas Umum Rusak Akibat Gempa
Akibat gempa, rumah-rumah penduduk mengalami kerusakan mulai dari rusak sedang hingga rusak berat.
Fasilitas umum, seperti masjid juga ikut rusak setelah diguncang gempa 6,2 magnitudo, kemarin, Jumat (15/1/2021).
"Fasilitas umum juga rusak dan sudah tidak layak pakai lagi. Termasuk listrik juga sempat padam setelah gempa, tapi Alhamdulillah kemarin sore listrik sudah menyala lagi," terang Nurdin.
Yang paling dibutuhkan sekarang di Desa Sambabo utamanya adalah tenda dan beras.
Namun Nurdin menambahkan, warga juga membutuhkan bahan makanan, selimut untuk anak-anak, dan barang yang bisa dijadikan alas untuk tidur di malam hari.
"Untuk air bersih, Alhamdulillah masih cukup sampai hari ini," ucap Kades Sambabo ini.
Nurdin juga mengungkapkan, sebenarnya untuk air mineral tidak terlalu dibutuhkan, karena persediaan air bersih di Desa Sambabo masih lancar.
Baca juga: Jokowi Sebut Pemerintah Ganti Rumah Warga yang Roboh Akibat Gempa Sulbar, Ini Rincian Bantuannya
Sebagai kepala desa, Nurdin menegaskan tidak bisa mengatasi secara langsung semua keluhan warga di Desa Sambabo.
Upaya yang bisa ia lakukan saat ini, hanya bisa menunggu donatur untuk menyalurkan bantuan langsung ke desa.
Sejauh ini tidak ada korban jiwa di Desa Sambabo, hanya ada korban luka-luka sedikitnya dua orang dan sudah diatasi.
Nurdin berharap pemerintah bisa turun tangan langsung untuk melihat dari dekat keadaan rumah-rumah peduduk yang rusak.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)