Tiga kasus ini sangat memprihatinkan sebab pelakunya masih berusia muda, yakni RB (20), ES (20) dan DN (18).
Salah satu tokoh pemuda Toraja, Brikken Linde Bonting yang juga eks Ketua KNPI Toraja Utara mengaku turut prihatin.
Apalagi korbannya dominan masih berusia muda yang sejatinya masih memiliki masa depan yang cerah.
Dari kasus bunuh yang terjadi menurut Brikken menjadi tamparan bagi semua masyarakat Toraja.
"Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi, sebagai tokoh pemuda saya merasakan bahwa ini menjadi tamparan bagi kita semua," ujarnya.
Brikken berharap semua stakeholder agar segera membuka diri terkait apa yang menjadi penyebab usia muda menyudahi hidupnya secara paksa.
Juga, perlu dibangun ruang komunikasi secara terus-menerus antar lintas lembaga baik pemerintah, aparat penegak hukum, tokoh agama, tokoh adat, pendidik dan organisasi kepemudaan untuk mencari solusi terbaik, tanpa harus menyalahkan.
"Dan yang terpenting adalah edukasi dalam lingkungan keluarga sebagai benteng terakhir," tutur Brikken yang juga Koordinator Gerakan Milenial Sangtorayan.
Brikken menambahkan, persoalan sosial begitu banyak, apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Dimana situasi ekonomi kurang kondusif, dan kegiatan-kegiatan harus menyesuaikan dengan hidup yang baru atau new normal.
Oleh karena itu ia berharap ada gerakan turun tangan baik perseorangan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat untuk melakukan edukasi dampak bunuh diri di usia muda.
Baca juga: Pasangan Kekasih yang Tewas Gantung Diri di Toraja Utara Masih Berusia Belasan Tahun
"Ayo selamatkan generasi kita, bunuh diri bukan solusi, justru menjadi beban bagi orang yang ditinggalkan," pungkasnya.
Upaya Pencegahan
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir 800.000 orang meninggal dunia karena bunuh diri setiap tahunnya.