TRIBUNNEWS.COM - Sudah masuk kamar hotel bersama seorang wanita, pria ini malah jadi korban penipuan.
Korban dan pelaku berkenalan melalui aplikasi Michat.
Si wanita tiba-tiba meminjam ponsel milik korban lalu kabur.
KUR sudah menyewa kamar hotel di Jalan Kusuma Bangsa, Surabaya, untuk menuntaskan birahinya.
KUR masuk ke kamar hotel bersama cewek berinisial IFA, berusia 22 tahun.
Setibanya di kamar hotel, sebelum melakukan hubungan badan, IFA tiba-tiba meminjam telepon genggam milik KUR.
Alasannya, IFA ingin melakukan menghubungi rekannya perihal transfer uang.
Setelah membawa ponsel KUR, ternyata IFA langsung keluar hotel.
KUR baru sadar menjadi korban pencurian saat IFA tak kunjung kembali ke kamar hotel.
KUR mencoba menghubungi IFA, tapi tidak diangkat.
AKhirnya KUR melaporkan pencurian tersebut ke Polsek Genteng, Surabaya.
"Setelah penyelidikan dan mempelajari rekaman CCTV hotel selama tiga bulan, kami baru berhasil menangkap pelaku," kata Iptu Sutrisno, Kanitreskrim Polsek Genteng kepada SURYAMALANG.COM, Rabu, (3/2/2021).
Baca juga: Razia Kos-kosan di Tangsel, Satpol PP Pergoki PSK Tanpa Busana
Baca juga: Seorang Oknum Polisi Digerebek Istri, Berduaaan dengan Wanita Lain Diduga Selingkuhan Malam-malam
Baca juga: Pak Kades Dituduh Selingkuh, Mobilnya Diadang Dirusak Massa Setelah Semobil Berdua Dengan Wanita
Gerebek Kamar Hotel, Polisi Temukan 4 Cewek Cilik dan 1 Cowok Tanpa Busana
Anggota Tanjung Priok membongkar jaringan prostitusi online yang melibatkan remaja di bawah umur di kawasan Sunter, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (25/1/2021) malam.
Dalam kasus ini, polisi menangkap muncikari bernama Rama (19), dan empat wanita penghibur berinisial D (17), F (15), A (15), dan AR (15).
Sekretaris Jenderal LPAI, Henny Hermanoe menuturkan anak-anak di bawah umur tersebut bersedia melayani nafsu pria hidung belang demi memenuhi gaya hidup, seperti membeli pakaian dan kosmetik.
"Mereka hanya ingin semua kebutuhannya bisa terpenuhi seperti kebutuhan gadis remaja pada umumnya, seperti membeli pakaian, mengisi pilsa, make-up, dan sebagainya," kata Henny, Rabu (27/1/2021).
Kurangnya perhatian dari orang tua juga dianggap menjadi faktor lain yang memicu para gadis belia tersebut terjun ke lingkaran hitam prostitusi.
Para gadis di bawah umur tersebut diserahkan ke LPAI untuk memulihkan kondisi fisik dan psikis mereka.
"Saat ini mereka benar-benar tidak memiliki rasa percaya diri. Mereka merasa hina, buruk, dan sebagainya."
"Kami harus melakukan upaya-upaya (pemulihan)," tuturnya.
Sementara itu, Kapolsek Tanjung Priok, Kompol Hadi Suripto mengatakan muncikari merekrut para remaja wanita itu di tempat-tempat hiburan malam.
Kemudian muncikari menawarkan para gadis belia itu untuk melayani pria hidung belang dengan iming-iming uang jutaan rupiah.
Pria hidung belang yang tertarik mendapat layanan setiap gadis cilik itu harus menyediakan dan antara Rp 1,5 juta sampai Rp 6 juta.
Saat penggerebekan, polisi menemukan pria berinisial R sedang menyewa empat wanita penghibur.
Empat wanita itu sedang kondisi tanpa busana dan hendak hubungan badan.
"Sedangkan si cowok masih memakai pakaian setengah," kata AKP Paksi Eka Saputra, Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok.
Sebelum menggerebek, polisi terlebih dahulu menangkap Rama yang baru keluar dari lobi hotel. (Kompas.com)
Banyak Gadis Belia Dijebak Jadi Pemuas Nafsu di Apartemen
Apartemen Green Pramuka City, Cempaka Putih, Jakarta Pusat dijadikan sarang esek-esek dalam bisnis prostitusi online.
Banyak gadis belia yang terjerumus dan dijebak untuk menjadi wanita pemuas nafsu pria hidung belang.
Dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com, aduan orang tua yang anaknya jadi korban prostitusi online akhirnya membongkar kasus ini.
Total ada delapan orang yang berperan sebagai muncikari, kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
Sebanyak 47 orang pelaku dan pengguna jasa prostitusi diamankan untuk mendapatkan pembinaan.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat AKBP Burhanuddin menyebutkan, para tersangka merekrut anak di bawah umur dengan menawarkan mereka pekerjaan sebagai penjaga toko.
Ini salah satunya dialami oleh AD (13) yang dijebak jadi Pekerja Seks Komersial (PSK).
Menurut dia, AD ditawari menjadi pelayan toko pakaian oleh salah satu tersangka, SDQ, pada September 2020.
"Orangtua AD mengizinkan anaknya bekerja sebagai pelayan toko," kata Burhanuddin saat dikonfirmasi, Selasa (12/1/2021).
Namun, setelah berada di penguasaan SDQ, AD justru diajak ke Apartemen Green Pramuka City.
Ia lalu dibujuk untuk melakukan hubungan intim dengan pelanggan pria.
"Tersangka mengiming-imingi AD agar mendapat uang untuk membeli handphone baru karena handphone AD sudah rusak," kata Burhanuddin.
Pada 17 Desember 2020, AD berhasil melarikan diri dari Apartemen Green Pramuka dan pulang ke rumah orangtuanya.
Ia pun menceritakan nasib nahas yang menimpanya kepada orangtuanya.
"Tanggal 23 (Desember), orangtua AD melapor ke Polsek Cempaka Putih," kata Burhanuddin.
Polisi pun langsung bergerak mengungkap kasus ini.
Selain SDQ, ada tujuh tersangka lain dalam kasus prostitusi ini yang berperan sebagai muncikari.
Empat orang masih diburu polisi.
Para tersangka dijerat pasal berlapis, salah satunya Pasal 88 Undang-Undang Perlindungan Anak dengan hukuman pidana penjara paling lama 10 tahun.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Birahi Cowok Surabaya Kadung Tinggi saat Masuk Kamar Hotel, Tapi Ia Kaget dengan Sifat Asli Si Cewek