TRIBUNNEWS.COM - Muncul kubah lava baru di Gunung Merapi.
Kubah lava baru tersebut terletak di tengah kawah sisi tenggara.
Meski demikian, radius potensi bahaya Gunung Merapi belum berubah.
Sebelumnya, Gunung setinggi 2.930 meter di atas permukaan laut itu juga memiliki kubah lava yang berada di tebing barat daya.
Dengan munculnya kubah lava baru ini, Gunung Merapi saat ini memiliki dua kubah lava.
Menyikapi hal itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana mengungkapkan, saat ini radius potensi bahaya Merapi belum mengalami perubahan. Yakni di dalam radius 5 km dari puncak gunung.
Pasalnya, menurut pantauan BPPTKG, laju pertumbuhan kubah lava baru tersebut tergolong sangat lambat dan belum menunjukkan adanya potensi bahaya lebih lanjut.
Baca juga: Gunung Sinabung Kembali Erupsi Disertai Luncuran Awan Panas, Status Siaga
Baca juga: Penjelasan BPPTKG Yogyakarta terkait Munculnya Kubah Lava Baru di Tengah Kawah Gunung Merapi
Pertumbuhan kubah lava baru Merapi tersebut sangat lambat dibanding kubah lava yang ada di tebung Barat Daya gunung setinggi 2.930 meter di atas permukaan laut itu.
"Ada kubah lava kembar di barat dan timur, yang timur masih embrio atau kecil. Artinya rekomendasi daerah ancaman masih tetap. Pemukiman di luar 5 km aman," terang Biwara Minggu (7/2/2021).
Hingga saat ini hanya ada satu barak pengungsian yang diaktifkan. Yakni pengungsian di Purwobinangun, Pakem, Sleman, yang dimanfaatkan untuk menampung masyarakat di Padukuhan Turgo.
Menurut Biwara, lokasi Padukuhan Turgo sebenarnya berada di luar radius bahaya Gunung Merapi. Jaraknya dengan puncak adalah sejauh 6,5 km.
Namun, penduduk memilih untuk mengungsi karena masalah psikologis seperti adanya kekhawatiran dan kecemasan. Mereka merasa lebih aman ketika mengungsi.
"Ini persoalan psikologis dan sosial, harapannya BPBD kabupten bisa mengkondisikan itu. Jika ada kekhawatiran kemudian dievakuasi.
"Kalau ada yang mau mengungsi harus dilayani ya. Tapi rekomendasi itu masih tetap," sambungnya.
Saat ini terdapat 14 barak pengungsian yang bisa diaktifkan sewaktu-waktu. Seluruhnya tersebar di sepanjang ring Merapi.
Ketika disinggung dengan potensi bahaya lahar dingin, Biworo memastikan bahwa fenomena alam itu belum berpotensi menimbulkan bahaya kepada masyarakat setempat.
"Lahar dingin ditentukan curah hujan dan material di atas Merapi. Material belum banyak dan sungainya sudah dalam-dalam, potensi untuk lahar dingin untuk meluap itu relatif kecil," jelasnya.
(Tribunjogja/Yuwantoro Windajie)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Muncul Kubah Lava Baru di Puncak Merapi, BPBD DIY Pastikan Siap Layani Warga yang Ingin Mengungsi