TRIBUNNEWS.COM - Ratusan warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur memborong 176 mobil baru.
Aksi pembelian mobil baru ramai-ramai itu kemudian menjadi viral di media sosial.
Ternyata mereka menjadi miliarder dadakan setelah menjual tanah ke Pertamina.
Video yang memperlihatkan belasan mobil baru datang secara bersamaan di jalan desa setempat pada Minggu (14/2/2021) viral.
Ratusan warga itu mendapat hasil penjualan tanah dari grass root refinery (GRR) kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft perusahaan asal Rusia.
Nilai penjualan yang tidak sedikit diyakini membuat warga ingin membeli mobil, yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: Pengakuan Kepala Desa Sumurgeneng di Tuban, Warganya Pilih Beli Mobil Baru daripada Buka Usaha
Baca juga: Mengenal Proyek Kilang Minyak di Tuban yang Bikin Warga Borong Mobil Baru
Berikut rangkuman fakta selengkapnya:
1. Videonya viral
Sebuah video viral belasan mobil datang secara bersamaan di jalan desa setempat, Minggu (14/2/2021).
Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, ramai-ramai mendatangkan mobil baru dalam tenggang waktu tak lama.
Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai ratusan unit mobil.
Terbaru dari rekaman video pendek yang viral, belasan mobil datang secara bersamaan di desa tersebut.
Mobil yang diangkut menggunakan truk towing itu bahkan mendapat pengawalan dari kepolisian.
2. Hasil jual tanah ke Pertamina
Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Gihanto membenarkan terkait video viral tersebut.
"Benar terkait warga ramai-ramai beli mobil baru, kabarnya kemarin datang lagi dari Gresik atau Surabaya," kata Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Gihanto, Selasa (16/2/2021).
Dia menjelaskan, warga yang membeli mobil itu karena telah mendapat hasil penjualan tanah dari grass root refinery (GRR) kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft perusahaan asal Rusia.
Nilai penjualan yang tidak sedikit diyakini membuat warga ingin membeli mobil, yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
3. Ratusan mobil baru datang
Hingga kini mulai sejak warga mendapat pencairan dari penjualan tanah, sudah ada ratusan warga yang membeli mobil.
Bahkan, satu orang ada yang memiliki 2-3 mobil baru.
"Sampai sekarang sudah ada sekitar 176 mobil baru yang datang, terakhir kemarin ada 17 mobil baru," bebernya.
4. Harga jual mencapai Rp 8 miliar
Kades pun mengungkap pendapatan warga dari hasil penjualan tanah, yang jika dirata-ratakan mencapai Rp 8 miliar.
Bahkan, ada warga yang dengan kepemilikan lahan 4 hektar menerima Rp 26 miliar.
Ada juga warga Kota Surabaya yang memiliki lahan di sini mendapat Rp 38 miliar.
Sebab, Pertamina menghargai tanah Rp 600-800 ribu per meter, jauh lebih tinggi dari harga tanah pada umumnya di sini.
Di desanya sendiri terdapat 840 KK, sedangkan yang lahannya dijual karena masuk penetapan lokasi (penlok) kilang minyak ada sekitar 225 KK.
"Ya memang kondisinya begitu, dapat uang lalu beli mobil, ada juga yang dibelikan tanah lagi maupun bangun rumah juga," pungkasnya.
Baca juga: Cerita Siti, Warga Desa di Tuban Mendadak Kaya, Dapat Rp 18 M, Borong 3 Mobil & Naik Haji Sekeluarga
Baca juga: Viral Aksi Beli Mobil Baru Warga Desa Sumurgeneng Tuban, Satu Keluarga Ada yang Borong 3 Unit
5. Untuk kebutuhan sehari-hari
Sementara itu, seorang warga setempat, Mulyadi yang juga menjual tanahnya mengaku, membeli mobil karena untuk kebutuhan sehari-hari.
Ia tak merinci berapa yang didapat dari hasil penjualan tanah miliknya untuk proyek kilang minyak Pertamina-Rosneft ini.
"Tanah saya 1/2 hektare, sebagian uangnya untuk membeli mobil," tutupnya tak menyangka.
6. Kades Malah Khawatir
Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Gihanto, mengungkapkan rasa kekhawatiran usai warganya terima miliaran rupiah dari penjualan tanah.
Tanah warga sekitar dijual untuk pembangunan kilang minyak grass root refinery (GRR) patungan Pertamina-Rosneft perusahaan asal Rusia, yang membutuhkan lahan di tiga desa yaitu Sumurgeneng, Wadung dan Kaliuntu.
Baca juga: Warga Satu Desa di Tuban Borong Ratusan Mobil Baru, Dealer Senang Penjualan Meningkat 400 Persen
"Ada rasa kekhawatiran karena sedikit yang dibuat usaha," kata Kades ditemui di rumahnya, Selasa (16/2/2021).
Dia menjelaskan, di desanya ada sekitar 840 KK namun yang tanahnya dijual untuk kebutuhan lahan GRR sekitar 225 orang.
Nilai tanah di sekitar lokasi dihargai Rp 600-800 ribu, lebih jauh tinggi di atasnya dibanding harga semula Rp 100-150 ribu.
Rata-rata yang menjual tanahnya, 90 persen untuk beli mobil, 75 persen untuk beli tanah, 50 persen untuk bangun rumah.
Sedangkan yang untuk usaha sedikit sekali, hanya beberapa saja.
"Yang dibuat untuk usaha sedikit, banyak yang digunakan untuk beli mobil, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli secara bertahap, kemarin baru datang 17 mobil," terangnya.
(M Sudarsono/Putra Dewangga/Surya.co.id)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 6 FAKTA Warga Desa di Tuban Beli Mobil Ramai-ramai: Hasil Jual Tanah, Buat Kades Khawatir